Minggu, 18 Oktober 2015

SASTRAWANKU

SASTRAWANKU
Aku rindu padamu
Aku merindukan suaramu
Aku merindukan kata –katamu

Sastrawanku...

Manakalah mentari pagi
Kau begitu semangat membuka jendelamu
Kau melihat duniamu
Membuka lembaran baru dihari itu
Kau mencoret- coret permukaan putih ini

Kau tersenyum...
Raut wajahmu begitu tampan bagiku
Ingin rasanya diri ini mengikuti jejakmu

Karya : Siprianus Bayo Payon ( Siswa kelas X SMA Negeri 1 Adonara Barat)


Rabu, 14 Oktober 2015

PROFIL KEPALA SMAN 1 ADONARA BARAT

Nama Lengkap            :           Yohanes Juang Boli, S.Pd
Nama Panggilan          :           John
TTL                             :           Waihelan, 7 Juni 1969
Nama Istri                   :           Anastasia Palan Suban
Nama Anak                 :           1. Aloysius Christian Einstein Boli
                                                2. Theresia Mulyani Ina Boli

Yohanes Juang Boli, S.Pd. Nama ini tentu sudah tak asing lagi bagi kalangan warga masyarakat Desa Waiwadan, bahkan hampir di seluruh wilayah kecamatan Adonara Barat. Ya, siapa yang tak kenal atau hanya sekedar tahu tentang sosok pria 46 tahun itu yang kini menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Adonara Barat. Setelah resmi dilantik sebagai Kepala SMAN 1 Adonara Barat, 20 November 2011 yang lalu, Pak John terbilang cukup sukses dalam memimpin lembaga satuan pendidikan tersebut. Terbukti, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini, SMANSA ADOBAR mamou membuktikan kualitasnya dalam berbagai kompetisi di tingkat regional, bahkan sampai ke kancah nasional, antara lain sebagai Juara 1 OSN Tingkat Kabupaten tahun 2014, untuk 4 mata pelajaran sekaligus, juara 1 OSN Tingkat Kabupaten tahun 2015, untuk mata pelajaran TIK, Juara 2 O2SN Tingkat Propinsi bidang Bulutangkis tahun 2013, Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten tahun 2014, Pembicara Terbaik Debat Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten tahun 2015, Juara 1 Lomba Festival Budaya tahun 2015, dan yang paling membanggakan adalah Juara Nasional Lomba Teater tahun 2013. Dalam hal perolehan nilai UN, ternyata SMANSA ADOBAR juga selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2012, 132 peserta UN lulus 100%. Pada tahun berikutnya, 2013, dari 125 peserta UN, hanya ada 1 orang yang tidak lulus dalam UN. Tapi, di balik kegagalan itu, ada prestasi yang cukup membanggakan dari 2 orang siswa dari program Bahasa yang meraih nilai UN murni 8,5 dan seorang siswa meraih nilai UN Bahasa Indonesia 8,0. Tidak hanya itu, secara pribadi, pada tahun 2013 itu pula, Pak John berhasil meraih Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Kabupaten Flores Timur dan Juara 3 Tingkat Propnsi NTT
            Di balik kisah kesuksesan itu, ada serangkaian peristiwa kehidupan yang mewarnai perjalanan beliau. Pada tahun 1979, beliau menempuh pendidikan dasar di SDK Leter, Bukit Seburi. 1984-1986, beliau belajar di SMP Swasta Paladhya Waiwerang, dan pada 1987-1990, beliaun belajar di SMA PGRI Larantuka. Setamat dari SMA, beliau melanjutkan pendidikan di Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang, dari tahun1991-1993.Beliau tamat dengan gelar D3 Pendidikan Fisika. Setelah itu, beliau mengajar di SMA PGRI Larantuka selama 2 tahun, terhitung sejak tahun 1995-1997. Pada 1997, beliau mendaftar untuk melanjutkan pendidikan S1 di UNDANA, karena pada waktu itu, seseorang yang tamat D3 tidak dapat mengikuti tes CPNS. Namun, pada saat yang bersamaan, ternyata pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang memperbolehkan tamatan D3 untuk mengikuti tes CPNS. Diantara 34 pelamar Fisika, hanya ada 7 orang yang dinyatakan lolos, dan Puji Tuhan, salah satunya adalah Pak John. Alhasil, beliau tetap melanjutkan kuliah sambil bekerja. Beliau sempat mengajar di Sabu dan akhirnya dipindah-tugaskan ke SMPN 2 Takan, Kabupaten Kupang,sebuah daerah yang berjarak sekitar 97 km dari kota Kupang, sejak tahun 1997-2006. Pada bulan Februari 2006, beliau mengajukan permohonan perpindahan tugas ke kabupaten Flores Timur mengingat bahwa sang istri pada waktu itu sedang bertugas di RSUD Larantuka. Permohonan tersebut dikabulkan, dan akhirnya beliau resmi dipindahkan ke Kabupaten Flores Timur, dan sempat ditempatkan pada bagian kurikulum Dinas PPO Kabupaten Flores Timur selama 1 tahun. Selanjutnya, pada tahun 2007-2008 (hanya 8 bulan), beliau mengajar mata pelajaran Fisika di SMA PGRI Larantuka. Pada tahun 2008, beliau dipercayakan menjadi Koordinator Bimbingan Olimpiade SMA PGRI Larantuka. Alhasil, 4 siswa bimbingannya berhasil lolos menjadi Juara 1 OSN Tingkat Kabupaten. Dan sebagai penghargaan atas keberhasilan beliau ini, maka beliau diutus untuk mendampingi 24 siswa peserta OSN Tingkat Provinsi NTT.
            Atas ketekunan beliau maka pada tahun 2008, beliau dipercayakan mengisi kekosongan Guru Fisika SMAN 1 Larantuka, karena pada waktu itu Pak Pit Ratu yang merupakan Guru Fisika di sekolah tersebut harus menempuh pendidikan S2 di UNPAD Bandung. Beliau mengajar di sekolah tersebut selama 3 tahun, sampai pada tahun 2011. Karena memang pada dasarnya, beliau adalah orang yang hebat, maka dimanapun beliau bertugas pasti akan selalu mencetak prestasi. Buktinya, pada tahun pertamanya mengajar, terdapat 75 sisiwa yang lulus UN Fisika dengan nilai murni tertinggi 6,25; terendah 4,25 dengan rata-rata 5,0. Pada tahun 2010, terdapat 3 kelas IPA yang berhasil lulus UN Fisika dengan nilai murni terendah 6,0; tertinggi 9,75 dengan rata-rata 8,0. Semua kerja keras beliau itu akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa. Pada tanggal 20 November 2011, beliau resmi dilantik sebagai Kepala SMAN 1 Adonara Barat. Meskipun telah menduduki kursi seorang kepala sekolah, tidak membuat beliau merubah diri menjadi sosok yang arogan. Filosofi hidupnya tetap sama , yaitu ‘KITA BEKERJA SAMBIL BELAJAR DAN BELAJAR SAMBIL BEKERJA”. Beliau memilih Manajemen Partisipasif dalam kepemimpinannya dengan melibatkan seluruh warga sekolah dalam segala program sekolah. Mengenai target di tahun 2016 mendatang, beliau optimis bahwa SMANSA ADOBAR akan akan tetap meraih prestasi yang terbaik di tingkat regional, maupun nasional. Ya, semoga harapan Bapak Kepala Sekolah kita ini dapat terwujud dan akan menjadi suatu kebanggaan bagi kita semua. SEMOGA!
                                                                                                           Waiwadan, 14 Oktober 2015
 

Ditulis oleh : Katarina E. Istiari Lamablawa (Pemimpin Redaksi SMA Negeri 1 Adonara Barat)


Rabu, 07 Oktober 2015

GURU KAMPUNG, IKUT KOMPETISI NASIONAL

Empat guru kampung diantaranya, Hildegardis Ose Mudamakin,. S.Pd guru IPA Fisika pada SMP Negeri Satu Atap Riangpuho, Petrus Paulus Puru Tukan, S.Si guru Matematika pada SMPS St. Antonius Padua, Apolonia G. Gola guru Matematika pada SMP Negeri 2 Adonara Timur Witihama dan  Maksimus Masan Kian, S.Pd guru IPA Biologi pada SMP Negeri 1 Lewolema, menjadi peserta seleksi S-2 Diknas.

Kempat peserta ini dinyatakan lulus seleksi tahap I (seleksi administrasi), dan berhak mewakili Kabupaten Flores Timur mengikuti tes tahap II (Seleksi tertulis) program beasiswa peningkatan kualifikasi S-2 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2015.

Pemberian beasisiwa S-2 kepada guru Sekolah Dasar dan  Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk  peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru terkhusus guru di wilayah bagian timur Indonesia.
Bantuan beasiswa Pendidikan S2 bagi guru SMP yang dibuka diantaranya, Program Studi Pendidikan Matematika, Pendidikan IPS, Pendidikan IPA, Program studi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Adapun persyaratan yang minta oleh panitia penyelenggara pada seleksi administrasi adalah Bagi   Guru  SMP berstatus  sebagai pegawai negeri sipil (PNS), Bagi guru swasta, berstatus  sebagai guru tetap yayasan (GTY), Bagi Guru  Honorer  di SMP negeri harus memiliki  SK Kepala Dinas Pendidikan sebagai guru honor, berusia maksimum 37 tahun per 1   September  2015  yang dibuktikan dengan fotokopi  Kartu Tanda
Penduduk yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang, khusus  untuk   daerah  terpencil,   tertinggal,   dan  terluar   berusia  maksimum  42   tahun   per   1 September 2015 yang dibuktikan  dengan  fotokopi  Kartu  Tanda Penduduk  yang dilegalisasi  oleh pejabat berwenang, serta SK pejabat berwenang tentang  penetapan daerah terpencil, tertinggal, dan terluar, lulusan    jenjang    sarjana (S-1) dari program studi  yang  sekarang  terakreditasi  oleh  Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi  (BAN- PT) dengan IPK minimal 2,75 (dalam skala nilai 0-4) yang  dibuktikan  dengan  fotokopi   ijazah dan  transkrip     nilai  yang     dilegalisasi  oleh  pejabat berwenang, memiliki pengalaman mengajar minimal 2 (dua) tahun  mengajar yang dibuktikan dengan fotokopi SK  pengangkatan  pertama  (ditambah  dengan  SK  Daerah khusus  untuk  Guru  yang  bertugas  di daerah khusus) yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang, memperoleh  izin    dari pejabat yang  berwenang  untuk mengikuti  program  peningkatan kualifikasi jenjang strata dua (S-2), dibuktikan dengan Surat Tugas Belajar dari pejabat berwenang, memiliki prestasi    akademik    yang  terkait  dengan     tugas keguruan/kependidikan (akan lebih diutamakan), dibuktikan dengan sertifikat atau surat keterangan yang relevan.


Kempat guru kampung dari Flores Timur ini, akan mengikuti tahapan seleksi dengan jadwal hari Kamis s/d Sabtu (8-10/10/15) bertempat di Sanur Paradize Plaza Hotel, jalan Hang Tuah No. 46 Sanur, Denpasar – Bali. Semua biaya perjalanan peserta ditanggung oleh panitia penyelenggara.

Petrus Paulus Puru Tukan salah satu peserta dari Kabupaten Flores Timur merasa bangga bisa menjadi salah satu peserta seleksi S-2 yang diselenggarakan oleh Diknas. “ Saya bangga bisa mengikuti seleksi S-2 yang diselenggarakan oleh Diknas. Ini pengalaman pertama saya. Semoga saya dapat mengikuti tes dengan baik dan bisa lulus untuk mengikuti studi S-2. Kata Paul.

Jika lulus seleksi tahap II, peserta diberi kesempatan untuk kuliah di Jakarta, Yogyakarta, Malang dan atau Bandung. Beasiswa yang akan didapat meliputi biaya sekolah, biaya tempat tinggal, makan minum dan biaya buku. (Maksimus Masan Kian)







Minggu, 04 Oktober 2015

MASAN KIAN : Kerja, Bukan Hanya Omong


“Forum hari ini, bukan forum omong- omong, tetapi forum kerja. Guru yang hadir hari ini harus bisa proaktif sehingga tujuan akhir dari kegiatan Workshop yakni guru bisa menulis karya PTK dapat tercapai. Pelaksanaan Workshop PTK untuk menjawab kesulitan guru guru di Flotim dalam menulis karya ilmiah untuk kepentingan  kenaikan pangkat dan golongan guru. Demikian kata Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia ( Agupena ) Cabang Kabupaten Flores Timur   Maksimus Masan Kian, S.Pd dalam sambutan pada pembukaan Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Aula SMK Sura Dewa Larantuka Jumad, (2/10/15).
Workshop PTK diselenggarakan Agupena Flotim Jumad s/d Sabtu, (2-3 Oktober 15)  dihadiri oleh Ketua Agupena wilyah NTT Thomas Akaraya Sogen, M. BA, selaku narasumber, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaraga (PPO) Flotim, ketua PGRI Flotim Yohanes Emi Kein, Efrem Hama Kelore Pengawas Sekolah Menengah selaku narasumber, Arnol Langodai Pengawas Sekolah Menengah, dan peserta terdiri dari para guru dan Kepala Sekolah se- Kabupaten Flotim sebanyak 150 orang.
Ketua Panitia pelaksana Elfridus B. Sutomo, dalam laporannya menyampaikan workshop PTK dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti aspirasi para guru di Flotim dan seturut amanat Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Guru dituntut untuk mengembangkan profesinya melalui Karya ilmiah dan Publikasi ilmiah lainnya, termasuk di dalamnya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Penulisan PTK).

“Kami panitia sangat bangga karena hari ini peserta yang hadir mengikuti Workshop PTK melebihi Quota yang ditarget panitia. Kami awalnya menargetkan anggota 70 orang, namun yang hadir mengikuti kegiatan hingga 130 orang diluar panitia
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Flores Timur Drs. Bernadus Beda Keda, M.AP dalam sambutannya memberi apresiasi kepada pengurus Agupena Flotim karena sejak menerima mandat dari Agupena Wilayah NTT ketua Maksimus Masan Kian dan teman-teman langsung bergerak cepat dan sigap telah membantu pemerintah melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru khususnya dalam bidang karya tulis ilmiah. Kadis juga menyampaikan Agupena telah berperan menjadi solusi bagi para guru di Flotim dalam mengemban tugas.  “kegiatan hari ini menjadi salah satu indikator bahwa Agupena mampu mengatasi kesulitas para guru” .Kata Bernad

Ia menambahkan, guru-guru di Flotim mengalami kesulitan karena masih kurang berkreasi Banyak guru yang kepangkatannya mandek, guru-guru lupa urus diri sendiri, banyak buang waktu dengan hal-hal yang sia-sia yang tidak mendukung profesi. Saya anjurkan gunakan waktu senggang untuk mendukung profesimu guru, salah satunya adalah menulis.
Materi yang diberikan oleh dua Narasumber Thomas Akaraya Sogen, S.Pd, M.BA dan Efrem Hama Kelore, S.Pd, M.Hum meliputi riview Permenpan RB No. 16 Tahun 2009, perencanaan PTK, menulis laporan PTK, panduan menulis artikel ilmiah, pembahasan konsep PTK, metode ilmiah penelitian, besaran angka kredit publikasi ilmiah, dan tugas terstruktur..***