Rabu, 31 Agustus 2016

Siswa SMPN 1 Larantuka dan SMA PGRI Larantuka Raih Juara I (Lomba Menulis Puisi yang Digelar Agupena Flotim)

Siswa  Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Larantuka dan Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI Larantuka berhasil meraih juara I untuk masing – masing kategori Lomba Puisi antar siswa  SMP dan SMA/K se- Kota Larantuka dan sekitarnya yang digelar Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Cabang Flores Timur (Flotim).
Informasi yang diperoleh kabarflotim dari Amber Kabelen Ketua Panitia Lomba ini, Rabu (31/8/16) di Sekretariat Agupena Flotim  hasil kejuaraannya adalah, kategori SMP: juara I diraih oleh Natalia, siswa SMPN 1 Larantuka. Disusul juara II siswa atas nama Fransiskus Ciku Fernandez dari SMPK St. Yusuph dan juara III, siswa SMPN 1 Lewolema atas nama Priska Lolita.Sementara kategori SMA/K juara I diraih oleh Martino Silvio Paskalio siswa SMA PGRI Larantuka. Disusul juara II atas nama Yohanes A. Ratu Lewar dari SMAK St. Darius dan juara III, siswa SMK Sura Dewa Larantuka atas nama Nestin Koten.
Natalia dari SMPN 1 Larantuka menulis puisi dengan judul “Negeriku”. Puisi Fransikus Ciku Fernandez berjudul “Nyanyian Pengantar Tidur” dan Priska Lolita menulis puisi dengan judul “ Merah Putih”. Tingkat SMA/K, Martino Silvio Paskalino menulis puisi dengan judul “          Lambaian Negeriku”. Yohanes A. Ratu Lewar dengan judul puisi “Mulialah Jasa Pahlawanku” dan Nestin Koten dengan judul puisi “Sudahkah Kita Merdeka”.

"Hasil ini dinilai oleh Tim Penilai yang terdiri dari tiga orang yakni  Silvester Hurit,Amber Kabelen dan Piter Kedang,"kata Amber.(kbf)


Minggu, 28 Agustus 2016

SMAK St. Darius Juara I (Lomba Pertunjukan Seni Antar SMA/K Se- Flotim)

"Ina Liko Lewo" penampilan ke- 3 dari siswa SMAK St. Darius pada malam pertama, Jumat (26/8/16) Pertunjukan Seni antar SMA/K dan MA Se- Kabupaten Flores Timur berhasil menjadi Juara I dari 16 sekolah yang mengikuti kompetisi ini.
Cerita "Ina Liko Lewo" menggambarkan kekuatan seorang wanita dalam menjaga dan melindungi anaknya dari serangan musuh. Kekuatan sang ibu adalah kebenaran "koda". Jika benar kenapa takut. Bertahanlah dalam kebenaran, karena yang pernah pasti meraih kemenangan.
Event tahunan ini terlaksana sejak tahun 2013 bertempat di panggung Taman Kota Larantuka. Tahun 2016 digelar pada Jumat - Sabtu (26-27/8/16)
Pertunjukan seni memberi ruang kreasi bagi generasi muda Flores Timur untuk meningkatkan minat dan bakatnya dalam bidang seni yang turut memberikan manfaat pembangunan yang signifikan di daerah.

Hasil Kejuaraan:
Juara 1: SMAK St. Darius Larantuka
Juara II: Seminari Menengah Sandominggo Hokeng
Juara III : SMK Lamaholot Larantuka
Juara IV: SMAN I Larantuka
Juara V: SMAN Adonara Timur
Juara VI: SMAN 1 Titehena

Hasil ini dinilai oleh Kritikus Seni Nasional Silvester Petara Hurit, Pengiat Seni Semi Ikra Anggara dari Bandung dan Ragil Sukriwul, Seniman Kota Kupang.

Sementara Juara Favorite hasil polling sms penonton diraih SMAN 1 Solor Selatan


Sumber Foto : Frano Tukan.




Selasa, 23 Agustus 2016

SAMPAI KAPAN KAMI HARUS BEGINI TERUS?

(Foto : Kamilus Tupen Jumat di Desa Tuwagoetobi Kecamatan Witihama Pulau Adonara/16/8/16)

Ibu-ibu di honihama Desa Tuwagoetobi Kecamatan Witihama Pulau Adonara hingga tahun inipun (2016) disaat Republik Indonesia (RI) berusia 71 masih membeli air minum dengan harga 1 drum plastik Rp. 20.000.
Kata Ina Buka Bet yang dikutip Ama Kamilus Tupen Jumat (16/8/16) “ Sampai kapan kami harus begini terus?(kbf)

102 JUTA DANA DESA TUWAGOETOBI UNTUK PENGEBORAN AIR TANAH (Atasi Kesulitan Air di Desa Tuwagoetobi)

(Foto : Kamilus Tupen Jumat. Lokasi Pengeboran Air Tanah, di Desa Tuwagoetobi Kecamatan Witihama)

Sebanyak seratus dua juta, tujuh ratus lima puluh ribu (Rp.102.750.000) Dana Desa Tuwagoetobi tahun 2016 dimanfaatkan untuk pengeboran air tanah mengatasi kesulitan air bersih di Desa yang berpenduduk 2.000jiwa ini.
Langkah berani ini diambil melihat kondisi kesulitan warga Desa Tuwagoetobi Kecamatan Witihama Pulau Adonara dalam memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari.
Informasi yang diperoleh kabarflotim dari Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tuwagoetobi Kamilus Tupen Jumat, Senin 22 Agustus 2016 mengatakan hingga saat ini di Desa Tuwagoetobi telah dilakukan pengeboran air tanah sejumlah tiga titik.                   “Pengeboran air tanah titik yang ke tiga (3) di Senen Desa Tuwagoetobi sedalam 35 meter hari ini telah berhasil. Debitnya 0.6 liter/detik. Atau sama dengan 1 hari (10 jam) 4 tangki air (5K). Jika perhitungan penggunaan air Desa Tuwagoetobi yang berpenduduk 2.000jiwa dihitung dengan standard 75liter/orang/hari maka: Tuwagoetobi membutuhkan air 150.000 liter / hari. Artinya dibutuhkan 7 buah sumur bor lagi, “kata Kamilus.

            Menurut Kamilus Tupen Jumat, pemboran air tanah merupakan sebuah langka berani yang diambil oleh pemerintah Desa Tuwagoetobi dibawah kepemimpinan Kepala Desa Audaktus Lawe Ama. “ Ini sebuah langkah berani yang diambil pemerintah desa bersama masyarakat dalam mencari jalan keluar kesulitan warga memperoleh air bersih. Biaya yang digunakan untuk pengeboran air tanah adalah Rp. 102.750.000 dengan rincian 73.740.000 untuk biaya pengerjaan pengeboran, dan Rp.  29.010.000 digunakan untuk belanja modal meliputi mesin, pompa, dan pipa. Dipikirkan selanjutnya adalah bagaimana memasang jaringan pipa menuju ke pemukiman warga karena selain berjarak cukup jauh sekitar 3-5 km juga medanya yang menanjak,”kata Kamilus.(kbf)



Minggu, 21 Agustus 2016

ABRASI PANTAI TUMBANGKAN PULUHAN POHON KELAPA

 (Kondisi Pantai Wiling Desa Tuwagoetobi yang terkena abrasi)
Abrasi di sepanjang Pantai Wiling Desa Tuwagoetobi dan Desa Tuwagoetobi Kecamatan Witihama – Adonara Kabupaten Flores Timur telah menumbangkan puluhan pohon kelapa milik warga. Kondisi inipun mengancam keberadaan sumur air di sepanjang pantai yang digunakan oleh warga sebagai alternatif mendapatkan air bersih.
Pantauan kabarflotim Minggu (14/8/16) sepanjang pesisir Pantai  Desa Tuwagoetobi dan Riangduli  terkikis abrasi pantai. Kerusakan paling parah di pesisir Pantai Wiling. Jika tidak segera diatasi, abrasi akan terus mengerus pantai.
Kepala Desa Riangduli Silvinus Lego Ola, yang menghantar Feliks Janggu Wartawan Pos Kupang dan Wento Eliando Wartawan Flores Pos di lokasi abrasi mengatakan pihak pemerintah berencana menanam bakau, dan juga membuatkan turap sepanjang pantai yang terkena abrasi. Namun kendala pada anggaran. “Jika ada anggaran yang tersedia, kami akan membangun kerja sama dengan pemerintah Desa Tuwagoetobi untuk menanam bakau dan membuatkan turap di wilayah pesisir Pantai yang terkena abrasi ini. Abrasi yang mengerus pantai, hingga kini telah menumbangkan puluhan pohon kelapa. Kami berharap, selain akan diperhatikan oleh pemerintah desa, kondisi ini juga mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Flores Timur, sebagai salah satu hal urgen yang mendapat prioritas pembangunan,” kata Silvinus.
Pemilik Lahan Pasrah
Mahmud Laga Oron pemilik lahan kelapa di Pesisir Pantai Wiling Desa Tuwagoetobi dan Riangduli kepada wartawan, Minggu (14/8/16) mengaku pasrah dengan kondisi abrasi yang terjadi di sepanjang pantai. “Gelombang laut sangat besar, kondisi alam sudah demikian. Kami pasrah. Berharap ada bantuan untuk mengatasi masalah ini. Entah menanam bakau atau dibuatkan turap, semoga ada perhatian dari pemerintah, “kata Mahmud.
(Silvinus Lego Ola (Baju Putih) mendampingi Wartawan Pos Kupang (Feliks Janggu) dan Wartawan Flores Pos (Wento Eliando) sementara mewawancai Mahmud Laga Oron 
pemilik pohon kelapa yang tumbang)

Ia mengatakan, akibat abrasi, sudah 20 pohon kelapa miliknya yang tumbang. “Sudah 20 pohon kelapa yang tumbang akibat abrasi. Kondisi ini semakin parah jika tidak segera diatasi,” ungkapnya. (kbf)