Rabu, 20 Juni 2018

Generasi Muda Flotim dan Kontribusinya di Bidang Inovasi Pertanian

 (Trivonianus Payong Kenotan)
Trivonianus Payong Kenotan, Generasi Muda Flores Timur (Flotim) yang saat ini menjadi Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Undana Kupang, semester akhir melakukan inovasi di bidang pertanian dengan melakukan uji daya aksesi aksesi padi gogo lokal terseleksi NTT. Kegiatan penelitian ini, dilakukan di Pulau Adonara, tepatnya di Honihama, Desa Tuwagoetobi Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur.

Putra Honihama ini memilih 15 varietas padi diantaranya, dari Pulau Adonara, Wulanggitang, Kabupaten Ende, Nagakeo, Sumba dan tiga (3) jenis dari Pulau Jawa untuk dilakukan penelitian akan kualitas ke 15 varietas terpilih.

Ia memilih melakukan penelitian di kampung halaman sendiri, selain bertujuan untuk menguji hasil berbagai jenis varietas padi di atas, juga menguji kualitas tanah di wilayah Honihama, Desa Tuwagoetobi untuk ditanami padi.

Sudah sebulan yang lalu Trisno berada di kampung. Anggota Slankers Kupang ini, memulai dengan menyiapkan lahan, membuat bedeng, penyiapan bibit hingga penanaman. "Saya tanam sejak tanggal 15 Mei 2018. Ada 3 blok, masing masing 15 bedeng. Masing masing bedeng berukuran 1.5 x 1.5 m. Jumlah bedeng sebanyak 45,'tuturnya.

Menurutnya, padi yang ada membutuhkan waktu 45-50 hari untuk berbunga. Saat berbunga, ia akan melakukan penelitian mulai dari mengukur tinggi padi setiap bedeng hingga, kualitas dan kuantitas padi yang dihasilkan. 

Dalam penelitian ini, ia didampingi oleh dua Dosen Pembimbing yakni, Yosep Seran Mau selaku Pembimbing I, dan Serly Oematan Pembimbing II. Kedua pembimbing ini pada awal Bulan Juni, berkunjung langsung ke lahan uji coba padi tersebut.

Dalam keterbatas air, Trisno memanfaatkan air dari sumur bor di sekitar lokasi uji coba. "Memang awalnya, Dosen Pembimbing ragu, saat saya memilih melakukan penelitian di Honihama, karena pertimbangan ketersediaan air. Mereka mengarahkan agar melakukan penelitian di Koli, Wilayah Kecamatan Adonara dan Boru di Kecamatan Wulanggitang, namun kemudian disetujui setelah saya menjelaskan adanya sumur bor di sekitar lokasi. Setiap hari dengan menggunakan selang saya menyirami padi setiap pagi dan sore,"kata Trisno.

Pilihan melakukan penelitian di kampung halaman oleh mahasiswa, khususnya di bidang pertanian, sepanjang sejarah di Honihama, baru kali ini dilakukan oleh Trisno Payong. Semoga kreativitas dan inovasi ini bisa menjadi pembelajaran yang bernilai untuk generasi muda di Honihama secara khusus dan Flores Timur pada umumnya.(KbF)


Kamis, 14 Juni 2018

Kreasi Karang Taruna Karya Baru Lewoblolon Yang Inspiratif

Orang Muda Dusun Lewoblolo, Desa Tuwagoetobi, yang tergabung dalam Karang Taruna Karya Baru Lewoblolo, merasa memiliki tanggung jawab moril menciptakan iklim penyaluran potensi dan bakat orang muda secara positif di tingkat dusun. Salah satu cara yang dipilih adalah, menggelar Turnamen Futsal. Melalui kegiatan ini, orang muda diarahkan untuk menyalurkan bakat dan minatnya secara positif, dan menciptakan rasa persaudaraan dan kekeluargaan antar orang muda.

Hidupnya kegiatan positif di kalangan orang muda, secara tidak langsung dapat meminimalisir prilaku prilaku menyimpang di kalangan remaja yang lagi marak saat ini. Selain itu, untuk menciptakan hiburan di kalangan masyarakat.

Sudah dua tahun ini, Karang Taruna Karya Baru, pada Bulan Juni - Juli menggelar Turnamen Futsal antar Siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan orang dewasa. Tak ketinggalan, bapa bapa dan ibu rumah tangga. Pilihan Bulan Juni - Juli, menyesuaikan longgarnya waktu warga pasca panen. Setahun menghabiskan banyak waktu di kebun, ajang kompetisi futsal menjadi bagian hiburan warga termasuk pelajar dan mahasiswa yang sedang berlibur.

Sore tadi, Rabu ( 13/6/ 2018) saya berkesempatan hadir langsung di Lapangan Futsal "Enga Bele" Dusun Lewoblolo yang menjadi pusat terlaksananya turnamen tersebut. Walau sekelas dusun, jumlah penonton tak kalah bersaing dengan event event antar kecamatan. Banyaknya jumlah penonton yang hadir, terhitung pelajar dan mahasiswa yang sedang berlibur, juga warga di dusun lain dan desa sekitar.

Jika diamati, tidak ada fasilitas yang mewah layaknya stadion stadion megah di kota sana. Lapangan yang berukuran panjang 25 meter dan lebar 13 meter itu beralaskan tanah dan kerikil kerikil kecil. Untuk membatasi pemain dan penonton,dibuatkan pagar keliling menggunakan belahan bambu. Terdapat satu tenda panitia, dengan pengeras suara seadanya, yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan laporan jalannya pertandingan oleh panitia pertandingan.

Hal yang menjadi modal terlaksananya turnamen ini adalah semangat dan partisipasi yang tinggi serta dukungan orang tua. Saverinus Laga Payon, Ketua Karang Taruna mengakui, lancar dan sukses kegiatan yang digelar orang muda di dusun atau desa adalah semangat dan partisipasi yang tinggi dari kalangan orang muda itu sendiri dengan dukungan orang tua. "Kami orang muda yang selenggarakan turnamen ini, namun kami tidak bergerak sendiri. Banyak partisipasi dan dukungan yang kami dapatkan dari pihak lain. Kami sungguh menyadari, tanpa peran komponen lain, kami tidak mungkin bisa berkarya. Ada banyak tangan, banyak hati dan pikiran yang dikontribusikan kepada kami. Dan tentunya, dari kami sendiri secara internal membuka diri untuk menerima semua masukan yang diberikan,"katanya.

Antusias kontingen dari RT (Rukun Tetangga) begitu nampak. Masing masing memberi dukungan secara sportif. Untuk menghidupkan suasana dan memberi hiburan setiap kontingen mengenakan busana yang unik. Busana seragam dengan beragam warna, seragam menggunakan topi, menggunakan kaca mata, bergerombol dengan berjalan kaki sambil menari, berkendaraan roda dua, dan bahkan kontingen dihantar dengan tarian. Pemandangan ini sangat menghibur. Layaknya parade Piala Dunia, kata Wilem Bahi salah seorang guru di Dusun Lewoblolo saat hadir di pembukaan turnamen, Sabtu (9/6/18)

Kalah dan menang sudah menjadi hal biasa dan tak pernah ada perdebatan di ruang ini. Menang bergembira, kalahpun turut bergembira. Penonton lewat pandangan masing masing memberi penilain kepada pemain. Tanpa disadari, tersaring bibit bibit pemain bola yang jika terus dipoles akan menghasilkan pemain pemain hebat yang bakalan akan masuk dalam tim bola tingkat desa, kecamatan ataupun tingkat kabupaten. Bibitnya disemaikan lewat turnamen yang rutin di tingkat dusun dan desa.

Pihak luar terkait yang turut berperan menyukseskan kegiatan ini, diantaranya pelajar dan mahasiswa juga putra putri asal Dusun Lewoblolo yang sedang bekerja di luar daerah. Ada yang menyumbang piala, baju, spanduk, baliho, bola juga uang tunai memperlancar kegiatan. Sekian banyak donasi yang diterima, Wakil Bupati Flotim adalah salah satu yang turut memberi sumbangan uang senilai Rp.5.000.000 (Lima Juta Rupiah).

Wakil Bupati Agustinus Payong Boli, memenuhi undangan Karang Taruna Lewoblolo dan Sabtu (9/6/18) kemarin dan membuka kegiatan secara resmi. Pada momen itu, ia menyampaikan pentingnya peran orang muda di dusun dan desa. Kepada orang muda Lewoblolo dan Orang Muda Desa Tuwagoetobi memberi pesan untuk terus berkreasi menghasilkan karya karya inovatif yang mampu menginspirasi. Ia juga berharap peran yang diambil oleh Karang Taruna Lewoblolo Desa Tuwagoetobi bisa menjadi contoh yang diteladani oleh kelompok atau komunitas orang muda di dusun atau desa lainnya se Kabupaten Flores Timur. Kepada Orang Muda Karang Taruna Lewoblolo dan Masyaratat Lewoblolo Ia berjanji secara bersama sama membantu pembuatan Lapangan Futsal Lewoblolo yang lebih baik dari kondisi saat ini. Seperti apa bentuknya..? Kita bekerja bersama sama meraih mimpi ini.***

Besok, OMK Witihama Gelar Camping Rohani di ST. Regong (Rawat Kebhinekaan dengan Sikap Kreatif)

(OMK Witihama sementara membangun kemah di Stasi Regong Desa Bao Bage)


Orang Muda Katolik (OMK) ST. Dominikus Savio Paroki Witihama, mengagendakan Kegiatan Camping Rohani selama 3 (tiga) hari, Jumat- Minggu (15-17/6/18) di Stasi Regong Desa Bao Bage Kecamatan Witihama. Kegiatan yang melibatkan seluruh OMK se- Paroki Witihama ini, mengangkat tema “Merawat Kebhinekaan dengan Sikap Kreatif Inovatif dan Mandiri”.

Konsep kegiatan yang dirancang  untuk saling menguatkan dan meneguhkan dalam Komunitas OMK Witihama adalah Camping Rohani, Shering, Renungan, Latihan Kepemimpinan Timgkat Dasar, dan Perayaan Sakramen. Melalui camping dapat menumbuhkan semangat perasaudaraan, solidaritas dan peneguhan iman, sementara melalui pelatihan pelatihan OMK Witihama dibekali kemampuan dan keterampilan memimpin dan mengatur organisasi.

Ketua Seksi Kepemudaan DPP Paroki Witihama, Emanuel Fransiskus Ola Masan, kepada Kabar Flotim mengatakan, OMK dalam setiap tahunnya rutin melakukan kegiatan yang melibatkan orang muda dengan kreasi dan inovasi yang berbeda. Menurut Emanuel, OMK Witihama merupakan kelompok orang muda yang turut memgambil peran dalam pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara. “OMK sebagai komunitas tempat berkumpulnya orang muda terus berupaya menyiapkan ruang penyaluran bakat dan minat dan segala kemampuannya untuk mendalami dan mengembangkan imannya serta merealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan menggereja,” katanya.

Sementara itu, menurut Marselina Tena Lema, Ketua Panitia Camping Rohani OMK ST. Dominikus Savio Paroki Witihama beberapa tujuan yang diharapkan dari Kegiatan Camping yang dilaksanakan selama tiga hari ini yakni, untuk meningkatkan dan menguhkan iman OMK untuk lebih mengenal dan mengandalkan Kristus dalam kehidupan sehari – hari di tengah keberagamaan Bangsa Indonesia, mengenal dan mencintai gereja serta nilai budaya dan adat istiadat Lamaholot, kesempatan berbagi pengalaman iman sekaligus mendapat pembaharuan iman, merekatkan tali persaudaraan dan memberi inspirasi, pengetahuan dan menambah keterampilan dalam menjalankan ajaran Kristus di dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.

Melalui telepon dari lokasi camping Stasi Regong sore ini, Kamis (14/6/18) Emanuel Lamapaha, Ketua OMK Stasi Yudokus Honihama, menyampaikan bahwa masing masing perwakilan peserta camping saat ini sementara membangun kemah yang akan digunaan besok hingga hari Minggu mendatang. (Mmk)

Selasa, 12 Juni 2018

SMPN 1 Larantuka, Target Terima 350 Siswa Baru (Pendaftaran Berdasarkan Zona Wilayah)

Dari kiri ke kanan, Yohanes Magung Wanus (Wakasek Kurikulum),Solirus Soda (Kepala Sekolah), Yohanes Susar (Wakasek Kesiswaan)


Simpang siurnya informasi di masyarakat terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018 yang menggunakan Sistem Zonasi, mendorong saya bertandang ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Larantuka, Selasa (12/6/18) siang. Kehadiran saya berniat untuk mendapatkan kejelasan informasi dari pihak sekolah, yang hari itu sedang melakukan proses pendaftaran siswa baru hari pertama.

Tiba di sekolah, saya disambut akrab oleh Kepala SMPN 1 Lewolema, Solirus Soda yang juga adalah mantan Kepala Sekolah saya dulu di SMPN 1 Lewolema Welo. Beliau didampingi oleh dua Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) diantaranya, Yohanes Magung Wanus ( Wakasek Kurikulum) dan Yohanes Susar (Wakasek Kesiswaan). Senyum, sapah dan salam yang tulus membuat saya merasa nyaman berada di sekolah itu walau hanya beberapa menit.

Kepada ketiga pimpinan, saya mengutarahkan maksud kehadiran saya di sekolah. Secara bergantian, mereka memberikan penjelasan sesuai tupoksi masing masing. Kepala Sekolah menyampaikan gambaran umum tentang Proses PPDB yang merujuk pada Permendikbud 14 Tahun 2018, Wakasek Kesiswaan menjelaskan proses pendaftaran, dan Wakasek Kurikulum menjelaskan proses seleksi secara akademik bagi calon siswa baru. Ketiganya, nampak begitu kompak. Ini mengindikasikan adanya kerjasama yang baik dalam lembaga.

Menurut Kepala SMPN 1 Larantuka, Solirus Soda, PPDB berdasarkan zona wilayah sudah diberlakukan sejak tahun lalu merujuk pada Permendikbud 17 Tahun 2017, namun regulasi ini belum maksimal dijalankan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Tahun 2018, kembali menurunkan regulasi terkait Pedoman PPDB yang dituangkan dalam Permendikbud 14 Tahun 2018. Adapun tujuan PPDB berdasarkan zona wilayah, adalah untuk menjamin PPDB berjalan secara obyektif, transparan, akuntabel, nondiskriminatif, dan berkeadilan dalam rangka mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.

Mantan Kepala Sekolah SMPN 1 Lewolema ini, mengatakan SMPN 1 Larantuka menerapkan sungguh regulasi yang diturunkan ini. Selain menguntungkan pihak sekolah, karena tidak membuat penumpukan siswa di sekolah, juga tidak menutup ruang untuk siswa bisa mendaftat pada sekolah sekolah di desa. "Secara lembaga, kami sungguh sungguh menerapkan regulasi yang diturunkan ini. SMPN 1 Larantuka, hanya menerima siswa yang tamat dari Kelurahan Pantai Besar hingga Kelurahan Weri. Ini diberlakukan, selain menguntungkan pihak sekolah, karena tidak membuat penumpukan siswa di satu sekolah, juga tidak menutup ruang siswa mendaftar pada sekolah sekolah di desa. Hari ini, beberapa siswa berasal dari pulau Adonara, Solor dan Kecamatan Tanjung Bunga. Kepada mereka kami jelaskan regulasinya, dan memberikan pemahaman. Mereka menerima penjelasan kami dan mematuhi,"katanya.

Yohanes Susar, Wakasek Kesiswaan, menjelaskan seputar proses PPDB. Menurut Yohanes, informasi terkait PPDB di SMPN 1 Larantuka telah diinformasikan pekan lalu baik melalui surat ke sekolah, maupun dipanjang pada baliho. Adapun tahapan yang dilewati antara lain, pendaftaran, melengkapi persyaratan, proses seleksi dan pengumuman hasil melalui papan informasi. Jumlah siswa yang diterima disesuaikan dengan daya tampung di sekolah. "Hari ini, yang mendaftar sebanyak 298 siswa, dari 350 yang ditarget lembaga. Hampir semua siswa datang ke sekolah ditemani oleh orang tua mereka. Banyak juga permintaan orang tua di luar zona wilayah yang ditetapkan, namun semuanya tidak kami terima. Kami memberikan penjelasan berdasarkan regulasi. Pendaftaran yanv kami lakukan, gratis. Tidak memungut biaya. Dan syarat untuk mendaftar hanya membawa Surat Keterangan Lulus dari sekolah asal SD,"Kata Yohanes.

Sementara itu, Wakasek Kurikulum, Yohanes Magung Wanus, mengatakan, siswa yang sudah mendaftar selanjutnya mengikuti seleksi akademik yakni mengikuti tes obyektif. "Sekolah melalui guru guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah, secara bersama merumuskan soal untuk persiapan seleksi akademik. Mata pelajaran yang diujikan yakni Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahun Sosial (IPS), dan Bahasa Inggris. Siswa yang lulus tes namanya akan diumumkan di Papan Informasi Sekolah, dan selanjutnya melengkapi berkas administrasi untuk siap mengikuti Masa Orentasi dan Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Peserta Didik Baru yang sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 11 hingga 13 Juli 2018, " tutur Magung.

Untuk diketahui, SMPN 1 Larantuka, saat ini memiliki 30 ruang kelas. 10 ruang untuk Kelas VII, 10 ruang untuk Kelas VIII dan 10 ruang untuk Kelas IX. Jumlah guru sebanyak 66 orang, dan Tenaga Kependidikan sebanyak 14 orang. (Maksimus Masan Kian)