Rabu, 15 Maret 2017

Rumah Adat Suku Koten, Ada di Kampung Adat Keka

Kampung Lama/Kampung Adat Keka
Rumah Adat Suku Koten, berlokasi di Kampung Adat Keka, Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga. Di lokasi ini, selain Rumah Adat utama milik Suku Koten terdapat dua rumah lain milik Suku Kelen dan Brinu yang berdekatan satu dengan yang lainnya. Tak jauh dari kompleks rumah adat, terdapat Pekuburan Umum Keka.
(Rumah Adat Suku Kelen)

Frans Koten Tokoh Adat Suku Koten, Sabtu (11/3/17)  menuturkan, tempat tinggal mereka saat ini di Riangpuho sebenarnya bukan kampung asli. Kampung Adat mereka ada di Kampung Adat Keka. Kampung Adat Keka oleh warga disebut juga sebagai Kampung Lama. “Kampung Adat kami sesungguhnya ada di sini. Karena di sinilah rumah adat kami dibangun.Tempat ini tidak banyak yang tahu. Kami berpindah ke Riangpuho sekitar tahun 1980,  memenuhi program pemerintah untuk tinggal di pemukiman baru Riangpuho. Segala urusan adat dan penguburan orang mati kami lakukan di tempat ini. Kami tidak akan melupakan tempat ini, walau tempat tinggal kami jauh,”tutur Frans. 
(Rumah Adat Suku Brinu)

Jarak pemukiman dengan Kampung Adat Keka kurang lebih 7Km. Pantauan Penulis, jalan menuju ke Kampung Adat Keka masih jalan setapak. Untuk menjangkau lokasi ini, kita bisa berjalan kaki atau menggunakan kendaraan sepeda motor, masuk dari arah timur Danau Waibelen, kita berbelok ke arah kanan menempuh perjalan sekitar 2Km. Di tempat ini, tidak ada penghuninya. Jika tidak ada seremoni adat, lokasi kampung Adat Keka sepih. Warga sekedar singgah saat pulang dari kebun atau sekedar istirahat bagi yang kebunyanya dekat dengan lokasi ini. 
(Foto dengan latar Rumah Adat Suku Koten)

Ada harapan dari Tokoh Adat Suku Koten, Frans Koten, Matias Raja Koten, dan Siprianus Sogan Koten, kepada pemerintah Kabupaten Flores Timur, untuk memperhatikan jalan menuju ke Kampung Adat mereka. (Mmk)


22-24 Mei 2017, IKTL GELAR SEMINAR NASIONAL

Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka (IKTL) bekerjasama dengan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja. akan menggelar Seminar Nasional pada Senin hingga Rabu, 22- 24 Mei 2017. Kegiatan akbar ini akan dipusatkan di Kampus IKTL, Jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Waibalun Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Seminar Nasional yang berlangsung selama tiga hari dengan tema Pendidikan Karakter Berbasis Multibahasa dan Multibudaya Bangsa” ini, menghadirkan sedikitnya 9 orang Profesor Doktor, dan 5 orang Doktor. Mereka diantaranya; Prof. Dr. Simon Sabon Ola, M. Hum, Pembicara Kunci (Keynote Speaker) dengan tajuk “Strategi Pendidikan Karakter Berbasis Multibahasa dan Multibudaya  Bangsa”. Pemakalah Utama, Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A (Unidiksha, Singaraja) dengan tajuk “Pentingnya Pendidikan Nilai demi Membentuk Karakter Bangsa”, Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A (Undiksha, Singaraja) dengan tajuk “Pendidikan Bahasa Asing Bermuatan Sumber Daya Kearifan Lokal”, Prof. Dr. Feliks Tan, M.A (Undana, Kupang) dengan tajuk “Pendidikan Bahasa Inggris dan Penguatan Karakter Bangsa”, Prof. Dr. Aron Meko Mbete (Unud, Denpasar)  dengan tajuk “Pendidikan Multilingual Bermuatan Multikultural demi Penguatan Pilar Jati Diri dan Karakter Ke-Indonesiaan”, Prof. Dr. Ir. I Gede Suranaya Pandit,  M.P (Universitas Warmadewa, Denpasar) dengan tajuk “Pengembangan Teknologi Hasil Perikanan demi Penguatan kembali Budaya Kebaharian Bangsa Indonesia” ,  Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S (USU, Medan) dengan tajuk “Pendidikan Karakter Bangsa Berbasiskan Kearifan Lokal  Nusantara”, Prof. Dr. Ida Bagus Putra Yadnya, M.A (Unud, Denpasar) dengan tajuk “Alih Wahana Lintas Bangsa Sebagai Strategi Pensemestaan Kearifan Nusantara”, Prof. I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A (Undiksha, Singaraja) dengan tajuk “Pendidikan Bahasa Inggris Bermuatan Kearifan Nusantara: Penguat Jati Diri Peserta Didik”, Dr. Hugo Warami, M. Hum (Unipa, Manokwari) dengan tajuk “Hak Lingual Kultural Suku Bangsa dan Strategi Pemberdayaannya” , Dr. Maria Agustina Kleden, M.Sc (Undana, Kupang) dengan tajuk “Pendidikan Matematika: Pembentuk Karakter yang Cermat dan Konsisten” , Dr. La Ino, M. Hum (Universitas Halu Oleo, Kendari)  dengan tajuk “Menggali Butir-butir Kearifan dalam Bahasa Lokal sebagai Modal Budaya Bangsa”, Dr. Kanisius Rambut,  M.Hum (Uniflor, Ende) dengan tajuk “Bahasa-bahasa Lokal: Sumber Energi Budaya dan Ekonomi Kreatif” dan Dr. Maria Matildis Banda, M.S (Unud, Denpasar) dengan tajuk “Pembentukan Karakter Ke-Indonesiaan Melalui Pembelajaran Sastra   Nusantara”
Sementara itu, tuan rumah menyiapkan dua pembicara diantaranya, Vinsensius Crispinus Lemba, S. Fil. M.Pd (Rektor IKTL) dengan tajuk “Ancangan Model Manajemen Sekolah dan Pendidikan Keluarga Berbasis Kearifan Lokal” dan Romo Thomas Darang Labina, S.Fil., M.Pd (Ketua Yapersuktim) Dengan tajuk “Filosofi dan Paradigma Pendidikan Karakter Anak Bangsa dalam Perspektif Iman Kristiani: Bermula dari Karakter Pendidik”. Diundang juga Narasumber Pendamping dari IKTL maupun dari luar IKTL, untuk menyajikan makalah dengan topik yang sesuai dengan tema seminar. Penyajian makalah pendamping dilakukan secara paralel.
Kristoforus Aran Ketua Panitia kepada Agupena Flotim (14/3/17) mengatakan, tujuan Seminar nasional adalah; Sebagai forum ilmiah bagi para pakar  dan pemerhati sosial untuk membedah masalah “kerapuhan” karakter manusia Indonesia dalam konteks pendidikan nilai-nilai berbasiskan kemajemukan bangsa, menemukan kerangka pemikiran ihwal solusi dan strategi pendidikan karakter ke-Indonesiaan bagi generasi baru berbasis kearifan lokal, kekayaan budaya, tradisi, dan bahasa dan merumuskan kerangka dan ancangan model pendidikan karakter berbasiskan keilmuan, baik ilmu-ilmu pendidikan maupun ilmu terapan informatika dan kebaharian-kelautan, dan ilmu pengetahuan lainnya.
Menurut Kristo, target capaian dalam Seminar Nasional ini adalah, terbukanya wawasan tentang pentingnya penanaman nilai-nilai pendidikan nasional berbasiskan lingkungan ke-Indonesiaan dengan keberagamannya, tumbuhnya kesadaran baru ihwal pentingnya penanaman nilai-nilai berbasis bidang-bidang ilmu terapan (pendidikan kebahasaan (Indonesia, Inggris), matematika, tata niaga, pendidikan jasmani dan kesehatan, teknologi informatika, teknologi hasil perikanan, dan sebagainya), tereksplorasi, terpetakan dan terdokumentasikannya kearifan masyarakat dan gagasan strategis tentang model atau ancangan pendidikan dan pembelajaran multilingual dan multikultural sebagai inspirasi dan sumber bahan pendidikan bagi pihak-pihak terkait untuk menerapkan dan mengembangkannya lebih lanjut.
            Dalam rancangan Panitia Penyelenggara, peserta yang akan dilibatkan dalam Seminar Nasional terdiri dari para dosen dan mahasiswa, para guru dan pelajar, para tokoh masyarakat, baik yang berasal dari Kabupaten Flores Timur maupun dari Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Ende, dan dari daerah lainnya.
Penyelenggaran Seminar Nasional ini dibiayai dan difasilitasi oleh IKTL, didukung oleh Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Undiksha, Singaraja. Selain itu, seminar ini dibiayai pula oleh para donatur, termasuk para narasumber, dan para peserta, dengan rincian: Pelajar dan mahasiswa dikenakan biaya Rp. 100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah), Masyarakat umum dikenakan biaya Rp. 200.000,00 (Dua Ratus Ribu Rupiah) untuk biaya snack, makan siang, makalah, seminar toolkit dan sertifikat kepesertaan. Pemakalah pendamping dikenakan biaya Rp. 350.000,00 (Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) untuk biaya presentasi dan prosiding, serta biaya snack, makan siang, makalah, seminar toolkit dan sertifikat kepesertaan. Fasilitas seminar berupa ruang sidang pleno dan sidang paralel, serta fasilitas sederhana lain yang berkaitan dengan kebutuhan dan demi kelancaran seminar akan disiapkan oleh panitia. Pendaftaran peserta dan bantuan dana dari donator dapat melalui rekening BPD NTT Cabang Larantuka a.n PANITIA SEMINAR NASIONAL IKTL nomor rekening : 011.02.02.050823.4.
Kontak perorangan demi kelancaran informasi dan persiapan dapat dilakukan dengan, Hironimus B. Wolo, M.Hum, Hp: 085253345385,surel:hironimusbaowolo@yahoo.com, Mudmainna, SE, M.Si, Hp:081353404825. Panitia, surel: Surel: iktlsemnas@yahoo.com. (Mmk)*


\








Selasa, 14 Maret 2017

Ada "Rumah Pohon" di Danau Waibelen

Wisatawan lokal saat menikmati keindahan Danau Waibelen
                         di atas  "Rumah Pohon" dengan ketinggian 20 meter
 Sisi timur Danau Waibelen (Danau Asmara) atau persisnya di samping kiri jalan utama menuju Riangkeroko Desa Nusa Nipa, saat ini dibangun “Rumah Pohon”. Ide membangun tempat ini datang dari Jemmy Paun (Guru SMPN Satu Atap Riangpuho)
Bersama warga Keka Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga membangun sebuah keda’h (sebuah tangga dari bambu) disadar pada Pohon asam (setinggi kurang lebih 20 meter) dengan anak tangga kisaran 16 anak tangga. Di bagian atas dibangun wogah (semacam bale – bale)  ukuran 1 * 2 meter. Sejak dibangun, tempat ini ramai dikunjungi. Wisatawan lokal memanfaatkan tempat ini untuk foto, selfie dan melihat secara utuh keindahan Danau Waibelen.

 Matias Raja Koten warga Keka, menjaga tempat ini. Menurut Matias Raja, untuk sementara belum ada tarif yang mereka pungut dari wisatawan yang datang dan menggunakan tempat ini untuk melihat keindahan Danau Waibelen. “Untuk menggunakan jasa tempat ini, belum ada tarif yang dipungut. Warga bisa bebas menggunakan untuk melihat keindahan Danau Waibelen sambil foto,’kata Matias.
 Pantauan penulis, di sekitar tempat ini, nampak beberapa mama - mama tua dari Riangpuho menjajakan jagung bakar, jagung rebus, dan bahan makanan lainnya.
Jemi Paun, penggagas tempat ini sedang mempersiapkan bahan untuk membangun “Rumah Pohon” dibeberapa titik lain di sekeliling Danau Waibelen. Bahan lain yang juga sementara disiapkan adalah bekas piringan parabola yang tidak terpakai lagi untuk membangun lopo di sekeliling Danau Waibelen. “ Secara swadaya, kami coba mengadvokasi masyarakat untuk begerak menata obyek wisata secara swadaya sehingga mampu menarik minat wisatawan. Disaat banyak wisatawan datang di tempat ini, secara tidak langsung mampu mendongkrak perekonomian warga di tempat ini. Warga membutuhkan uluran tangan dan perhatian dari pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur jalan, penerangan listrik, dan Rumah untuk penginapan di sekitar obyek wisata,’ujar Jemi Paun.***


Senin, 13 Maret 2017

18 April 2017, Pembukaan Reuni Akbar SMAN 1 Larantuka

Pose bersama, Alumni SMAN 1 Larantuka, Angkatan 2005 bersama mantan guru Diston Fernandez, Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olaraga (PKO) Flores Timur, Sabtu (11/3/17)


Selasa, 18 April 2017 menjadi titik star Perayaan 40 Tahun dan Reuni Akbar SMAK St. Ignatius, SMAN 468 dan SMAN 1 Larantuka. Ditanggal ini, segenap alumni SMA Negeri 1 Larantuka dari segala penjuru baik dalam negeri maupun luar negeri akan hadir di Kota Larantuka tepatnya di SMAN 1 Larantuka, jalan Ahmad Yani Batu Ata Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur 9Flotim) untuk mengikuti acara ini.
Theo Hadjon, Ketua Bappeda Flores Timur, selaku Ketua Panitia, Sabtu (11/3/17) di Aula SMAN 1 Larantuka saat rapat persiapan mengatakan, sejak informasi terkait Perayaan 40 tahun dan reuni digulirkan, banyak alumni dari berbagai daerah memberi respon positif dan menyatakan kesiapannya untuk hadir, termasuk akan menyumbangkan dana untuk kelancaran kegiatan dimaksud. “Saya melayani telepon dan sms menanyakan rencana kegiatan reuni akbar SMAN 1 Larantuka. Tidak hanya dalam negeri, namun beberapa alumi tersebar di luar negeri diantaranya ada di Amerika, Jerman dan Australia. Rata- rata alumni memberi apresiasi dan respon positif terhadap rencana kegiatan ini, termasuk siap menyumbangkan dana untuk kelancaran kegiatan akbar ini. Awalnya saya sedikit pesimis, namun melihat antusias dari alumni dalam merespon kegiatan ini saya mengajak kita semua untuk bekerja sama dalam mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan demi kelancaran kegiatan kita nanti,’kata Theo Hadjon.
Kepala SMA Negeri 1 Larantuka Yakobus Milan Betan, Sabtu (11/3/17) mengajak semua alumini untuk peduli dan berpartisipasi dalam hajatan akbar Perayaan 40 Tahun dan Reuni Akbar SMAK St. Ignatius, SMAN 468 dan SMAN 1 Larantuka dengan datang dan berkumpul di almamater SMAN 1 Larantuka sejak dibuka kegiatan pada 18 April 2017 dan akan berakhir pada 31 Juli 2017. “ Selaku Kepala SMAN 1 Larantuka, mengajak semua alumini untuk peduli dan berpartisipasi dalam hajatan akbar Perayaan 40 Tahun dan Reuni Akbar SMAK St. Ignatius, SMAN 468 dan SMAN 1 Larantuka dengan datang dan berkumpul di almamater SMAN 1 Larantuka sejak dibuka kegiatan pada 18 April 2017 dan puncaknya pada 31 Juli 2017. Mari berkumpul di almamater kita, dan mengisahkan kembali masa sekolah kala itu. Almamater memanggil mu, menantimu semua,’ujar Milan Betan.
Dalam rancangan panitia, kegiatan menyongsong puncak acara pada 31 Juli 2017, sepanjang itu diisi dengan berbagai kegiatan ilmiah, kegiatan sosial dan lomba- lomba baik untuk anak sekolah, para guru dan masyarakat luas. Beberapa kegiatan yang telah digagas diantaranya ada kegiatan gerak jalan, penghijaun, seminar pendidikan, Panel Diskusi, pengobatan gratis, pembersihan lingkungan, malam hiburan, pameran kreasi SMAN 1 Larantuka, Lomba Paduan suara, berkisah tentang SMAN 1 Larantuka dari masa ke masa, dan berbagai acara hiburan lain yang diisi oleh alumni dari angkatan ke angkatan.
Adapun kepanitian dalam menyukseskan kegiatan ini, Ketua Umum, Theo Hadjon, Ketua I Maximilianus Kolin, Ketua II Anis Paru, Sekretaris I Silvester Witin, Sekretaris II, Maksimus Masan Kian, Bendahara I, Ine Belang, Bendahara II, Kristo Langkamau, dengan susunan beberapa seksi diantaranya, seksi acara, usaha dana, konsumsi, dokumentasi dan publikasi, keamanaan, dan lain- lain.
Pusat segala persiapan menyongsong pembukaan kegiatan bertempat di SMAN 1 Larantuka. Untuk informasi keikutsertaan dalam kegiatan ini, dapat menguhubungi Silvester Witin, Sekretaris I (082 146 982 744), Sekretaris II, Maksimus Masan Kian (085 253 456 413) dengan mengirim nama lengkap/anggkatan/pekerjaan/ alamat tempat kerja.*