Nama Lengkap : Yohanes
Juang Boli, S.Pd
Nama Panggilan : John
TTL : Waihelan, 7 Juni 1969
Nama Istri : Anastasia Palan Suban
Nama Anak : 1. Aloysius Christian Einstein Boli
2. Theresia Mulyani
Ina Boli
Yohanes
Juang Boli, S.Pd. Nama ini tentu sudah tak asing lagi bagi kalangan warga
masyarakat Desa Waiwadan, bahkan hampir di seluruh wilayah kecamatan Adonara
Barat. Ya, siapa yang tak kenal atau hanya sekedar tahu tentang sosok pria 46
tahun itu yang kini menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Adonara Barat. Setelah resmi
dilantik sebagai Kepala SMAN 1 Adonara Barat, 20 November 2011 yang lalu, Pak
John terbilang cukup sukses dalam memimpin lembaga satuan pendidikan tersebut.
Terbukti, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini, SMANSA ADOBAR mamou
membuktikan kualitasnya dalam berbagai kompetisi di tingkat regional, bahkan
sampai ke kancah nasional, antara lain sebagai Juara 1 OSN Tingkat Kabupaten
tahun 2014, untuk 4 mata pelajaran sekaligus, juara 1 OSN Tingkat Kabupaten
tahun 2015, untuk mata pelajaran TIK, Juara 2 O2SN Tingkat Propinsi bidang
Bulutangkis tahun 2013, Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten
tahun 2014, Pembicara Terbaik Debat Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten tahun
2015, Juara 1 Lomba Festival Budaya tahun 2015, dan yang paling membanggakan
adalah Juara Nasional Lomba Teater tahun 2013. Dalam hal perolehan nilai UN,
ternyata SMANSA ADOBAR juga selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada 2012, 132 peserta UN lulus 100%. Pada tahun berikutnya, 2013, dari 125
peserta UN, hanya ada 1 orang yang tidak lulus dalam UN. Tapi, di balik
kegagalan itu, ada prestasi yang cukup membanggakan dari 2 orang siswa dari
program Bahasa yang meraih nilai UN murni 8,5 dan seorang siswa meraih nilai UN
Bahasa Indonesia 8,0. Tidak hanya itu, secara pribadi, pada tahun 2013 itu
pula, Pak John berhasil meraih Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi tingkat
Kabupaten Flores Timur dan Juara 3 Tingkat Propnsi NTT
Di balik kisah kesuksesan itu, ada
serangkaian peristiwa kehidupan yang mewarnai perjalanan beliau. Pada tahun
1979, beliau menempuh pendidikan dasar di SDK Leter, Bukit Seburi. 1984-1986,
beliau belajar di SMP Swasta Paladhya Waiwerang, dan pada 1987-1990, beliaun
belajar di SMA PGRI Larantuka. Setamat dari SMA, beliau melanjutkan pendidikan
di Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang, dari tahun1991-1993.Beliau tamat
dengan gelar D3 Pendidikan Fisika. Setelah itu, beliau mengajar di SMA PGRI
Larantuka selama 2 tahun, terhitung sejak tahun 1995-1997. Pada 1997, beliau
mendaftar untuk melanjutkan pendidikan S1 di UNDANA, karena pada waktu itu,
seseorang yang tamat D3 tidak dapat mengikuti tes CPNS. Namun, pada saat yang
bersamaan, ternyata pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang memperbolehkan
tamatan D3 untuk mengikuti tes CPNS. Diantara 34 pelamar Fisika, hanya ada 7
orang yang dinyatakan lolos, dan Puji Tuhan, salah satunya adalah Pak John.
Alhasil, beliau tetap melanjutkan kuliah sambil bekerja. Beliau sempat mengajar
di Sabu dan akhirnya dipindah-tugaskan ke SMPN 2 Takan, Kabupaten Kupang,sebuah
daerah yang berjarak sekitar 97 km dari kota Kupang, sejak tahun 1997-2006.
Pada bulan Februari 2006, beliau mengajukan permohonan perpindahan tugas ke
kabupaten Flores Timur mengingat bahwa sang istri pada waktu itu sedang
bertugas di RSUD Larantuka. Permohonan tersebut dikabulkan, dan akhirnya beliau
resmi dipindahkan ke Kabupaten Flores Timur, dan sempat ditempatkan pada bagian
kurikulum Dinas PPO Kabupaten Flores Timur selama 1 tahun. Selanjutnya, pada
tahun 2007-2008 (hanya 8 bulan), beliau mengajar mata pelajaran Fisika di SMA
PGRI Larantuka. Pada tahun 2008, beliau dipercayakan menjadi Koordinator
Bimbingan Olimpiade SMA PGRI Larantuka. Alhasil, 4 siswa bimbingannya berhasil
lolos menjadi Juara 1 OSN Tingkat Kabupaten. Dan sebagai penghargaan atas
keberhasilan beliau ini, maka beliau diutus untuk mendampingi 24 siswa peserta
OSN Tingkat Provinsi NTT.
Atas ketekunan beliau maka pada
tahun 2008, beliau dipercayakan mengisi kekosongan Guru Fisika SMAN 1
Larantuka, karena pada waktu itu Pak Pit Ratu yang merupakan Guru Fisika di
sekolah tersebut harus menempuh pendidikan S2 di UNPAD Bandung. Beliau mengajar
di sekolah tersebut selama 3 tahun, sampai pada tahun 2011. Karena memang pada
dasarnya, beliau adalah orang yang hebat, maka dimanapun beliau bertugas pasti
akan selalu mencetak prestasi. Buktinya, pada tahun pertamanya mengajar,
terdapat 75 sisiwa yang lulus UN Fisika dengan nilai murni tertinggi 6,25;
terendah 4,25 dengan rata-rata 5,0. Pada tahun 2010, terdapat 3 kelas IPA yang
berhasil lulus UN Fisika dengan nilai murni terendah 6,0; tertinggi 9,75 dengan
rata-rata 8,0. Semua kerja keras beliau itu akhirnya membuahkan hasil yang luar
biasa. Pada tanggal 20 November 2011, beliau resmi dilantik sebagai Kepala SMAN
1 Adonara Barat. Meskipun telah menduduki kursi seorang kepala sekolah, tidak
membuat beliau merubah diri menjadi sosok yang arogan. Filosofi hidupnya tetap
sama , yaitu ‘KITA BEKERJA SAMBIL BELAJAR DAN BELAJAR SAMBIL BEKERJA”. Beliau
memilih Manajemen Partisipasif dalam kepemimpinannya dengan melibatkan seluruh
warga sekolah dalam segala program sekolah. Mengenai target di tahun 2016
mendatang, beliau optimis bahwa SMANSA ADOBAR akan akan tetap meraih prestasi
yang terbaik di tingkat regional, maupun nasional. Ya, semoga harapan Bapak
Kepala Sekolah kita ini dapat terwujud dan akan menjadi suatu kebanggaan bagi
kita semua. SEMOGA!
Waiwadan, 14 Oktober 2015
Ditulis oleh : Katarina E. Istiari Lamablawa
(Pemimpin Redaksi SMA Negeri 1 Adonara Barat)