“Anak saya sekolah supaya jangan di tipu. Mendapat
pekerjaan bagi saya diurutan sekian, tetapi yang paling penting adalah, anak
saya sekolah supaya kemudian hari jangan ditipu”. Ungkapan polos ini keluar dari bibir Dalu Belaja salah satu orang tua wali
murid SMP kelas tiga pada SMP Negeri 2 Tanjung Bunga Desa Latonliwo Kecamatan
Tanjung Bunga Kabupaten Flores Timur Kamis ( 7/5/15).
Dalu Belaja warga Kolo Tobo Desa Latonliwo II mengungkapkan itu, saat ditemui pada hari
terakhir pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP di SMP Negeri 2 Tanjung
Bunga. Ia datang dari kampung mengantarkan bekal untuk anaknya yang tinggal
kos di areal dekat sekolah.
“Sejak anak saya sekolah dan memilih tinggal di kos
karena jarak rumah dengan sekolah cukup jauh, dua hari dalam setiap minggu, saya
mengantarkan bekal untuknya. Biasa bekal yang diantar berupa beras padi hasil
panen di ladang, pisang, ubi, dan juga ikan kering. Kehidupan kami memang masih
sulit dan terisolir. Kendaraan tidak bisa masuk ke kampung kami, karena tidak
ada jalan. Roda dua tidak mungkin, apalagi roda empat. Dalam keterbatasan,
semangat kami untuk menyekolahkan anak tetap berkobar – kobar. Setelah tamat di
sekolah ini saya akan menyekolahkan anak saya di SMA Negeri 1 Tanjung Bunga” ,
ungkap Dalu.
SMP Negeri 2 Tanjung Bunga di Koteng Walang
merupakan salah satu SMP yang terluar, dan terisolir di Kabupaten Flores Timur.
Satu – satu SMP di wilayah Utara Tanjung
Bunga. Untuk menjangkau Sekolah ini, hanya bisa ditempuh melalui jalur
transportasi laut dengan menggunakan kapal motor yang berukuran kecil.
Perjalanan dari Larantuka menuju ke Koteng Walang kurang lebih 5 jam.
(Kepala SMP Negeri 2 Tanjung Bunga, Ignasius Bera
Koten)
Kepala SMP Negeri 2 Tanjung Bunga, Ignasius Bera
Koten, mengaku sejak adanya SMP di wilayah Koteng Walang tahun 2002, banyak
orang tua mulai sadar akan pentingnya menyekolahkan anak. Banyak anak – anak yang
awalnya hanya tamat Sekolah Dasar (SD) lalu berhenti dan memilih mengikuti
pekerjaan orang tua sebagai nelayan, petani, dan merantau, saat ini mereka sudah
termotivasi untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang SMP. Hampir setiap tahun,
mencapai angka diatas lima puluan siswa yang masuk dan mendaftar untuk sekolah
di SMP ini. Saat ini, di SMP Negeri 2 Tanjung Bunga jumlah siswa secara
keseluruhan sebanyak 151 orang, dengan peserta UN tahun ini sebanyak 50 siswa. Rata-
rata setelah tamat di SMP ini mereka melanjutkan sekolah ke SMA/ SMK, kata
Ignas.
Lanjutnya, kesulitan yang paling dirasakan di
wilayah ini adalah dari segi transportasi dan komunikasi. Untuk akses ke
kota dalam urusan kedinasan, hanya melalui transportasi laut. Misalnya hari ini
pergi ke Larantuka maka untuk pulangnya tidak bisa hari itu, harus menunggu
kapal motor pada besok harinya. Namun saat musim barat antara bulan Desember hingga
Februari kapal motor tidak berani jalan.
Selain transportasi, kami juga mengalami kesulitan komunikasi. kadang banyak
pertemuan atau urusan dinas terlewatkan karena informasinya terlambat. Wilayah
Koteng walang dan sekitarnya tidak mendapatkan sinyal telkomsel. Sehingga untuk
komunikasi sangat sulit.
Apapun kesulitannya, sebagai abdi negara yang
ditugaskan oleh negara tetap menjalankan tugas dengan penuh ketulusan demi
mencerdasakan anak- anak bangsa menyiapkan masa depan mereka, ungkapnya. (Maksimus Masan Kian)