Jumat, 10 Juni 2016

ANAK SAYA SEKOLAH SUPAYA JANGAN DI TIPU

“Anak saya sekolah supaya jangan di tipu. Mendapat pekerjaan bagi saya diurutan sekian, tetapi yang paling penting adalah, anak saya sekolah supaya kemudian hari jangan ditipu”.  Ungkapan polos ini keluar dari  bibir Dalu Belaja salah satu orang tua wali murid SMP kelas tiga pada SMP Negeri 2 Tanjung Bunga Desa Latonliwo Kecamatan Tanjung Bunga Kabupaten Flores Timur Kamis ( 7/5/15).
Dalu Belaja warga Kolo Tobo Desa Latonliwo II  mengungkapkan itu, saat ditemui pada hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP di SMP Negeri 2 Tanjung Bunga. Ia datang dari kampung  mengantarkan bekal untuk anaknya yang tinggal kos di areal dekat sekolah.
“Sejak anak saya sekolah dan memilih tinggal di kos karena jarak rumah dengan sekolah cukup jauh, dua hari dalam setiap minggu, saya mengantarkan bekal untuknya. Biasa bekal yang diantar berupa beras padi hasil panen di ladang, pisang, ubi, dan juga ikan kering. Kehidupan kami memang masih sulit dan terisolir. Kendaraan tidak bisa masuk ke kampung kami, karena tidak ada jalan. Roda dua tidak mungkin, apalagi roda empat. Dalam keterbatasan, semangat kami untuk menyekolahkan anak tetap berkobar – kobar. Setelah tamat di sekolah ini saya akan menyekolahkan anak saya di SMA Negeri 1 Tanjung Bunga” , ungkap Dalu.
SMP Negeri 2 Tanjung Bunga di Koteng Walang merupakan salah satu SMP yang terluar, dan terisolir di Kabupaten Flores Timur. Satu – satu SMP  di wilayah Utara Tanjung Bunga. Untuk menjangkau Sekolah ini, hanya bisa ditempuh melalui jalur transportasi laut dengan menggunakan kapal motor yang berukuran kecil. Perjalanan dari Larantuka menuju ke Koteng Walang kurang lebih 5 jam.
(Kepala SMP Negeri 2 Tanjung Bunga, Ignasius Bera Koten)

Kepala SMP Negeri 2 Tanjung Bunga, Ignasius Bera Koten, mengaku sejak adanya SMP di wilayah Koteng Walang tahun 2002, banyak orang tua mulai sadar akan pentingnya menyekolahkan anak. Banyak anak – anak yang awalnya hanya tamat Sekolah Dasar (SD) lalu berhenti dan memilih mengikuti pekerjaan orang tua sebagai nelayan,  petani, dan merantau, saat ini mereka sudah termotivasi untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang SMP. Hampir setiap tahun, mencapai angka diatas lima puluan siswa yang masuk dan mendaftar untuk sekolah di SMP ini. Saat ini, di SMP Negeri 2 Tanjung Bunga jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 151 orang, dengan peserta UN tahun ini sebanyak 50 siswa. Rata- rata setelah tamat di SMP ini mereka melanjutkan sekolah ke SMA/ SMK, kata Ignas.
Lanjutnya, kesulitan yang paling dirasakan di wilayah ini adalah dari segi  transportasi dan komunikasi. Untuk akses ke kota dalam urusan kedinasan, hanya melalui transportasi laut. Misalnya hari ini pergi ke Larantuka maka untuk pulangnya tidak bisa hari itu, harus menunggu kapal motor pada besok harinya. Namun saat musim barat antara bulan Desember hingga Februari kapal  motor tidak berani jalan. Selain transportasi, kami juga mengalami kesulitan komunikasi. kadang banyak pertemuan atau urusan dinas terlewatkan karena informasinya terlambat. Wilayah Koteng walang dan sekitarnya tidak mendapatkan sinyal telkomsel. Sehingga untuk komunikasi sangat sulit.
Apapun kesulitannya, sebagai abdi negara yang ditugaskan oleh negara tetap menjalankan tugas dengan penuh ketulusan demi mencerdasakan anak- anak bangsa menyiapkan masa depan mereka, ungkapnya. (Maksimus Masan Kian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar