Beralaskan Tanah, Taman Baca Tobi
Puke tetap Semangat
Walau
beralaskan tanah karena keterbatasan bahan untuk menyiapkan tempat yang layak
sebagai taman baca, anak- anak Taman Baca “Tobi Puke” tetap bersemangat
menjalankan aktivitasnya disetiap sore hari.
Taman
Baca yang digagas oleh Tobias Ruron, Staf guru pada SMPN Satu Atap Riangpuho
sekaligus Pengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Cabang Flotim ini,
berlokasi di Dusun Keka Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga Flotim.
Menurut
Tobias Ruron, keberadaan taman baca di kampung – kampung sangat penting sebagai
wadah dan ruang untuk anak anak mengasah potensinya dan mengisi kegiatan
kegiatan positif. ”Sebagai penggiat literasi di Flores Timur dalam Wadah
Agupena Flores Timur, tentu kita tidak sekedar berwacana namun berupaya untuk
menggagas taman baca di desa desa, salah satunya di Desa Waibao. Tidak butuh
anggaran yang besar untuk mendirikan sebuah taman baca. Dibawah pohon
sekalipun, jika ada niat maka rencana itu pasti akan terlaksana. Taman baca di
Waibao ini kami beri nama Taman Baca “Tobi Puke” karena berada persis di bawah
rindangnya pohon asam. Tobi yang berarti asam, dan puke berarti dibawah pohon,
kata Tobias
Dalam
keterbatasan sumber bacaan dan fasilitas bermain, Tobias Ruron guru Bimbingan
Konseling yang dikenal akrab dengan siswa ini merelahkan waktu bermain dan
belajar bersama anak anak. “Anak anak yang tergabung di Taman Baca “Tobi Puke”
terdiri dari siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah pertama (SMP). Bahan
bacaan kami masih sebatas koran, majalah dan beberapa judul buku komik dan
dongeng sumbangan Agupena Flotim dalam Gerakan Katakan dengan Buku (GKdB). Anak
– anak sangat bersemangat. Orang tua di sekitar juga memberi dukungan untuk
penciptaan lingkungan yang nyaman bagi anak anak untuk membaca, belajar dan
juga menulis,”ungkap Tobias.
Putra
asli Lamatou Desa Painapang ini, berharap semoga pihak pihak terkait yang
peduli akan gerakan literasi, gerakan membangun budaya membaca dan menulis di
kalangan anak anak Flotim dapat memberi perhatian. “Gerakan literasi menjadi
gerakan bersama. Namanya gerakan maka butuh aksi, tak sekedar berwacana.
Bersama anak anak, dalam keterbatasan, kami akan terus berproses, sambil
mengharapkan adanya dukungan dari pihak terkait yang peduli,”kata Tobias
Informasi
yang diperoleh Kabarflotim, Kamis
(19/4/18) di Dusun Keka Desa Waibao, sedikitnya ada 20 anak yang aktif
mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di taman baca tersebut. Selain membaca
sebagai kegiatan utama, anak anak juga diberi kesempatan untuk menulis, membaca
tulisan, membaca puisi, mewarnai, bernyanyi dan permainan- permainan edukatif
lainnya. Sementara pendamping di Taman Baca ini baru baru satu orang yakni
Tobias Ruron. Ada harapan untuk sarjana sarjana muda yang baru selesai studi
bisa mengambil peran yang sama.(Kbf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar