Kamis, 19 April 2018

Beralaskan Tanah, Taman Baca Tobi Puke tetap Semangat (Dibimbing Tobias Ruron, Pengurus Agupena Flotim)

Beralaskan Tanah, Taman Baca Tobi Puke tetap Semangat


Walau beralaskan tanah karena keterbatasan bahan untuk menyiapkan tempat yang layak sebagai taman baca, anak- anak Taman Baca “Tobi Puke” tetap bersemangat menjalankan aktivitasnya disetiap sore hari.

Taman Baca yang digagas oleh Tobias Ruron, Staf guru pada SMPN Satu Atap Riangpuho sekaligus Pengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Cabang Flotim ini, berlokasi di Dusun Keka Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga Flotim.


Menurut Tobias Ruron, keberadaan taman baca di kampung – kampung sangat penting sebagai wadah dan ruang untuk anak anak mengasah potensinya dan mengisi kegiatan kegiatan positif. ”Sebagai penggiat literasi di Flores Timur dalam Wadah Agupena Flores Timur, tentu kita tidak sekedar berwacana namun berupaya untuk menggagas taman baca di desa desa, salah satunya di Desa Waibao. Tidak butuh anggaran yang besar untuk mendirikan sebuah taman baca. Dibawah pohon sekalipun, jika ada niat maka rencana itu pasti akan terlaksana. Taman baca di Waibao ini kami beri nama Taman Baca “Tobi Puke” karena berada persis di bawah rindangnya pohon asam. Tobi yang berarti asam, dan puke berarti dibawah pohon, kata Tobias


Dalam keterbatasan sumber bacaan dan fasilitas bermain, Tobias Ruron guru Bimbingan Konseling yang dikenal akrab dengan siswa ini merelahkan waktu bermain dan belajar bersama anak anak. “Anak anak yang tergabung di Taman Baca “Tobi Puke” terdiri dari siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah pertama (SMP). Bahan bacaan kami masih sebatas koran, majalah dan beberapa judul buku komik dan dongeng sumbangan Agupena Flotim dalam Gerakan Katakan dengan Buku (GKdB). Anak – anak sangat bersemangat. Orang tua di sekitar juga memberi dukungan untuk penciptaan lingkungan yang nyaman bagi anak anak untuk membaca, belajar dan juga menulis,”ungkap Tobias. 

Putra asli Lamatou Desa Painapang ini, berharap semoga pihak pihak terkait yang peduli akan gerakan literasi, gerakan membangun budaya membaca dan menulis di kalangan anak anak Flotim dapat memberi perhatian. “Gerakan literasi menjadi gerakan bersama. Namanya gerakan maka butuh aksi, tak sekedar berwacana. Bersama anak anak, dalam keterbatasan, kami akan terus berproses, sambil mengharapkan adanya dukungan dari pihak terkait yang peduli,”kata Tobias


Informasi yang diperoleh Kabarflotim, Kamis (19/4/18) di Dusun Keka Desa Waibao, sedikitnya ada 20 anak yang aktif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di taman baca tersebut. Selain membaca sebagai kegiatan utama, anak anak juga diberi kesempatan untuk menulis, membaca tulisan, membaca puisi, mewarnai, bernyanyi dan permainan- permainan edukatif lainnya. Sementara pendamping di Taman Baca ini baru baru satu orang yakni Tobias Ruron. Ada harapan untuk sarjana sarjana muda yang baru selesai studi bisa mengambil peran yang sama.(Kbf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar