(Ribuan Umat Katolik dari berbagai penjuru dunia mengikuti Prosesi Laut)
Prosesi laut yang dilaksanakan secara
turun temurun di Kota Larantuka jelang Paskah Jumat (14/4/17) berjalan aman. Ribuan
umat Katolik dari berbagai pejuru dunia sejak pagi berbondong- bondong memenuhi
pesisir Pantai Kota Rowido Kecamatan Larantuka Kabupaten Flores Timur Nusa
Tenggara Timur.
Sebelum mengelar prosesi laut, umat
Katolik menggelar jalan Salib bersama di depan Kapela Tuan Meninu. Tepat pukul
11.30 WITA, umat mulai bergerak dari depan Kapela Tuan Meninu, menuju Pantai Kuce dengan puluhan bero (sampan) dan kapal berukuran sedang
hingga besar yang mengiringi perjalanan patung Kanak Yesus.
Saat berlangsung prosesi di laut, ribuan
umat lain di darat berjalan pelan di pesisir pantai sambil berdoa mengikuti
perjalanan prosesi laut yang juga sahut menyahut dari satu kapal dengan kapal
lainnya menyampaikan ujud doannya.
Prosesi laut menjadi satu kesatuan dari
rangkaian Semana Santa (Pekan Suci) yang
dilaksanakan di Kota Reinha Larantuka, sebelum pada malam harinya berlangsung
Prosesi Jumat Agung. Di malam itu, ribuan
umat Katolik akan turun ke jalan Kota
Larantuka dan berdoa dengan ujud doa secara bersama dan secara pribadi- pribadi.
Menurut tradisi Gereja Katolik Larantuka, prosesi
Jumat Agung dimana umat mengarak Patung Yesus yang disalibkan dan juga Tuan Ma
Bunda Maria sebagai pelindung Kota Larantuka dan arca Tuan Meninu dengan titik
star dari Gereja Kahterdal Larantuka, keliling melewati jalan Kota Larantuka
yang berada persis di bawah kaki Gunung Ile Mandiri hingga berakhir kembali di
Gereja Kahterdal. Sepanjang rute prosesi, dipinggir kiri kanan jalan,
dinyalahkan lilin. Sambil berjalan,umat berdoa dan bernyayi. Penuh khusuk umat menyampaikan
doa- doannya.
Peziarah yang
mengikuti Prosesi Jumat Agung meyakini, dengan penyerahan diri yang total dalam
rangkain prosesi Jumat Agung, ujud doanya akan dikabulkan.
Ada hal yang menarik
dari rangkaian Semana Santa sejak Rabu Trewa pada Hari Rabu, Kamis Putih pada
Hari Kamis dan Jumat Agung pada Jumat Agung, yang menjaga keamanaan adalah umat
yang beragama muslim. Sebaliknya, Umat Katolik akan menjaga keamanaan pada saat
Umat Muslim merayakan hari Raya Idul Fitri. Inilah bentuk kongkrit tolerasi
antar umat beragama di Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar