(Klemens Reda Hayon, Ketua Cabang PGRI Kecamatan Solor Barat)
Suksesnya
acara memperingati Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun (HUT)
Persatuan Guru Republik Indonesia(PGRI) Tingkat Cabang Solor Barat,Sabtu
(25/11/17) tak lepas dari peran aktif, Ketua PGRI Cabang Solor Barat, Klemens
Reda Hayon.
Ketua
PGRI Cabang Solor Barat periode kedua ini, dikenal oleh anggotanya sebagai pemimpin
yang bertanggungjawab, rela berkorban, dan selalu menjadi teladan dalam setiap
momen kebersamaan, selain dikenal juga sebagai orang yang humoris.
Berkat
koordinasi dan kerjasama yang baik. Dari tahun ke tahun, penyelenggaraan HGN
dan HUT PGRI Tingkat Cabang PGRI Solor Barat selalu sukses terlaksana.
PGRI
Cabang Solor Barat dikenal sebagai satu satunya PGRI Cabang di Flores Timur
yang menyelenggarakan HUT PGRI dari desa ke desa pelosok di Kecamatan Solor
Barat. Dua hari atau bahkan tiga hari sebelumnya, semua anggota PGRI Cabang
yang berasal dari ranting – ranting sudah berada di lokasi kegiatan. Para guru
tinggal melebur dan menginap di rumah rumah warga. Beragam kegiatan dilakukan.
Ada bahkti sosial, seminar pendidikan, olaraga, pentas seni budaya, penghijauan,
pengobatan gratis dan lain- lain.
Klemens
Hayon pada sambutan pembukaan memperingati HUT PGRI Tingkat Cabang Solor Barat,
sekaligus pelaunchingan Buku “PGRI Solor Barat dan Kemanusiaan yang Terhempas,
di Desa Karawatung mengatakan, guru – guru yang tergabung dalam PGRI Cabang
Solor Barat adalah guru- guru yang suka tantangan. “Kami guru- guru di Solor
Barat yang tergabung dalam PGRI Cabang Solor Barat suka tantangan. Suka
melakukan hal hal baru. Hari ini kita melaunching buku karya teman – teman guru
Solor Barat, karena kami telah menghadapi tantangan tahun lalu dari Ketua
Agupena Flotim, Maksimus Masan Kian, Bapak Anton Seda, dan Pater Elias Seda. Di
tahun ini, kami juga ingin mendapatkan tantangan baru untuk bisa bergerak
bersama melakukan hal- hal lain yang bermanfaat baik untuk guru secara khusus
maupun masyarakat pada umumnya,’kata Klemens.
Kepala
SMPN Satu Atap Nusadani ini mengatakan, tahun lalu PGRI Solor Barat berani menginjakan
kaki di bukit Lamaole, wilayah yang terisolir. Itu dilakukan karena guru guru
Solor Barat suka akan tantangan. “Tiga hari dua malam melebur bersama warga
Lamaole, turut merasakan suka dan duka bersama sedikitnya 400ratus warga. Pasca
kegiatan, informasi dan publikasi tentang wilayah ini (Lamaole-red) semakin
luas, bahkan sudah ada sinyal bagus berkaitan dengan rencana pembangunan jalan
menuju ke kampung dengan jarak terjauh di Kecamatan Solor Barat ini. Tahun ini,
dihadapan Kepala Dinas PKO Flotim dan Bapak Camat Solor Barat, mohon bantuan
untuk siapkan kami satu Stadion olaraga, sebagai pusat kegiatan olaraga anak –
anak muda di Solor. Ini sejalan dengan misi pertama Bupati dan Wakil Bupati Flotim,
Anton Hadjon dan Agustinus Payong Boli, yakni selamatkan orang muda,’kata
Klemes.(KbrF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar