Senin, 06 Maret 2017

Pena Adalah Lidah dari Pikiran

PSIKOLOGI MENULIS
Oleh,
SANTI SIMA GAMA, S.Psi
(Dibawahkan pada Seminar Pendidikan tentang Literasi dalam rangka HUT Agupena Flores Timur ke - 2)



Pena adalah lidah dari pikiran.

Tipikal Manusia
  Manusia disebut Homo Scriptor, Makhluk Penulis. Yakni, Makhluk yang mengarah pada literacy. Jika kita tidak menulis, kita melanggar kodrat sebagai homo scriptor.
      Di muka bumi ini  jika dipetakan ada empat tipikal manusia. Pertama, manusia yang pandai berbicara dan pandai menulis. Kedua, manusia yang pandai berbicara, tetapi tidak pandai menulis.  Ketiga, manusia yang pandai menulis tetapi tidak pandai berbicara. Keempat, manusia yang tidak pandai berbicara dan tidak pandai menulis. 

Tentang Psikologi
  Psikologi merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang sudah lama muncul (dibanding ilmu-ilmu baru, misal sosiologi atau antropologi) pada abad sebelum masehi. Menurut Kartono, pada hakikatnya psikologi terkait ilmu pengetahuan mempelajari jiwa (mengarah pada tingkah laku) manusia. Psikologi ada dalam kehidupan sehari-hari kita, menguasai emosi kita baik saat kita marah, benci, senang, sedih dan saat kita mencintai. Bahwa manusia itu tidak bisa lepas dari dunia psikologi, kita tidak bisa mengelak hal itu termasuk dalam dunia menulis kita melibatkan psikis.


Tentang Menulis
Menulis bukan hal yang mudah dan bukan hal sulit, bisa dikatakan gampang-gampang sulit. Hanya ada satu modal utama agar kita dapat menulis dengan baik yakni aktivitas membaca. Jadi, menulis dan membaca adalah dua ativitas yang saling berpengaruh. Dengan membaca makin memperkaya kosa kata kita sehingga membuat kita mudah untuk menuangkan segala ide dan gagasan menulis. Jangan berharap kita bisa menulis dengan baik jika kita malas membaca. Inilah faktanya, bukan sebuah adagium

10 Alasan Seseorang Menulis
Menulis membantumu menemukan siapa dirimu
2. Menulis dapat membantumu percaya diri dan bangga
3. Menulis dapat meningkatkan kreativitas
4. Saat menulis, kamu mendengarkan pendapat unikmu sendiri
5. Menulis menunjukan hal yang dapat kamu berikan pada dunia
6. Dengan menulis kamu mencari jawaban atas pertanyaan.
7. Dengan menulis kamu dapat berbagi dengan orang lain.
8. Menulis memberikan kesenangan lahiriah, batiniah
9. Menulis membuatmu lebih hidup, bergairah.
10. Dengan menulis kamu dapat menemukan impianmu 


Hubungan Membaca dan Menulis
  Di Indonesia data yang menunjukan peminat literasi yakni membaca dan menulis masih sangat rendah, prihatin. Menurut data dari The Organisation for Economis Co-Operation and Development, budaya membaca masyarakat Indonesia berada di peringkat terendah di anatra 52 negara di Asia. UNESCO melaporkan kemampuan membaca anak-anak Eropa dalam setahun rata-rata menghabiskan 25 buku, sedangkan Indonesia mencapai tit terendah, 0,001 persen. Artinya, dari 1000 anak Indonesia, hanya satu anak yang mampu menghabiskan satu buku dalam setahun, miris.  Melihat fenomena yang miris itu, adalah sebuah persoalan genting. Bagaimana menyiapkan masa depan negeri ini jika tingkat literasi begitu rendah? Minat baca yang rendah mengakibatkan aktivitas menulis terasa sulit.  Bahwa menulis itu tidak hanya melibatkan unsur logika berpikir tetapi juga unsur perasaan yang berkaitan dengan psikis. Mood seseorang sangat berpengaruh terhadap apa yang ia tuliskan. Rasa cemas, kecewa, marah, cinta, rindu merupakan bagian emosi jiwa yang dapat memberi pengaruh besar dalam hasil tulisannya. Jangan memaksa untuk menulis ketika kita merasa di titik lelah.
“Jika Kau Patahkan Pena, Kau Tak Dapat Melukis Sejarah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar