Kampung Lama/Kampung Adat Keka
Rumah Adat
Suku Koten, berlokasi di Kampung Adat Keka, Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga.
Di lokasi ini, selain Rumah Adat utama milik Suku Koten terdapat dua rumah lain
milik Suku Kelen dan Brinu yang berdekatan satu dengan yang lainnya. Tak jauh
dari kompleks rumah adat, terdapat Pekuburan Umum Keka.
(Rumah Adat Suku Kelen)
Frans Koten
Tokoh Adat Suku Koten, Sabtu (11/3/17) menuturkan, tempat tinggal mereka saat ini di
Riangpuho sebenarnya bukan kampung asli. Kampung Adat mereka ada di Kampung
Adat Keka. Kampung Adat Keka oleh warga disebut juga sebagai Kampung Lama. “Kampung
Adat kami sesungguhnya ada di sini. Karena di sinilah rumah adat kami
dibangun.Tempat ini tidak banyak yang tahu. Kami berpindah ke Riangpuho sekitar
tahun 1980, memenuhi program pemerintah
untuk tinggal di pemukiman baru Riangpuho. Segala urusan adat dan penguburan
orang mati kami lakukan di tempat ini. Kami tidak akan melupakan tempat ini,
walau tempat tinggal kami jauh,”tutur Frans.
(Rumah Adat Suku Brinu)
Jarak
pemukiman dengan Kampung Adat Keka kurang lebih 7Km. Pantauan Penulis, jalan menuju ke Kampung Adat
Keka masih jalan setapak. Untuk menjangkau lokasi ini, kita bisa berjalan kaki
atau menggunakan kendaraan sepeda motor, masuk dari arah timur Danau Waibelen, kita
berbelok ke arah kanan menempuh perjalan sekitar 2Km. Di tempat ini, tidak ada
penghuninya. Jika tidak ada seremoni adat, lokasi kampung Adat Keka sepih. Warga
sekedar singgah saat pulang dari kebun atau sekedar istirahat bagi yang
kebunyanya dekat dengan lokasi ini.
(Foto dengan latar Rumah Adat Suku Koten)
Ada harapan dari
Tokoh Adat Suku Koten, Frans Koten, Matias Raja Koten, dan Siprianus Sogan
Koten, kepada pemerintah Kabupaten Flores Timur, untuk memperhatikan jalan
menuju ke Kampung Adat mereka. (Mmk)
semoga dengan adanya ini pemerintah bisah dapat lebih memperhatikan budaya dan adat istiadat masayarakat lama holot yang selama ini tidak di perhatikan dan di telantarkan begitu saja, hanya sebagian saja yang di perhatiakan tapi masih banyak yang belum di jamah, karena kita masyarakat lamaholot ini masih begitu banyak ragam adat istiadat dan budaya, yang masih kental memegang erat adat istiadat dan budaya masing-masing. karana ini adalah aset pemerinta daerah terlebih bagian kebudayaan dan pariwisata. Trimakasih banyak buat Bapak Maksi masan dan kawan-kawan yang telah mengekspos dan menulis sebagian vilosofi dari rumah adat suku koten yang ada di kampung keka. semoga Karya bapak dan kawan-kawan semkin berjaya untuk membangun lewotanah kita tercintah ini.
BalasHapus