Ubi rebus,
pisang rebus, dan sayur daun ubi menemani acara Bedah Pracetak Buku Tapak Tuah
Antologi Puisi Tiga Pengajar Muda Flotim malam Senin, (22/05/2017) dari pukul
20.30 sampai 24.00 Wita di Sekretariat Agupena Flotim. Panganan hasil racikan
Ama Amber Kebelen, dkk ini
laris di lidah para peserta bedah meliputi Silvester Hurit, Lanny Koroh, Ansis Uba Ama, John Hayon,
Feris Koten, Tobias Ruron, Faisal Rianghepat, KotakPensil Gracella, Felix Janggu, Wento Eliando,
Feris Koten, serta beberapa guru dan pemerhati
dunia tulis-menulis. Hadir juga Kepala Puskesmas Waiwadan, Niko Kopong.
Ketua Agupena Flores Timur Maksimus Masan Kian
bertindak sebagai pengarah jalannya diskusi bersama ketiga penulis buku ini:
Pion Ratulolly, Amber Kebelen, dan Ari Tokan.
Silvester Hurit dalam kesempatan itu mengatakan, karya
ketiga pengajar ini mengangkat kelokalitasan dengan karakter tulisan yang khas
yang mewakili kepekaan penulis dalam merespon hal-hal yang ada di sekitarnya.
Perempuan biasa Lanny Koroh yang hadir dalam acara ini,
mengapresiasi salah satu puisi Ari Tokan dan membacakan pula puisi tersebut
dengan penuh penjiwaan. Selanjutnya, wartawan Flores Pos Wento Eliando melihat
dari aspek gerakan positif anak muda dalam berkarya, termasuk menulis hingga
menerbitkan buku.
Selain pangan lokal yang mencerminkan keunikan kegiatan
ini, hadir juga dua siswa dari SD Inpres Supersemar dan TKK Anfrida Larantuka
yang membacakan puisi. Chintia membacakan puisi Sahabat karyanya, begitupun Ama
Doni anak dari Ketua Agupena Flotim yang membacakan puisi Cerdik.
Bedah yang memakan waktu kisaran empat jam ini juga diisi
dengan testimoni beberapa peserta terkait proses kreatif masing-masing dalam
melahirkan karya.
Di ujung diskusi, Ansis Uba Ama menghimbau kepada para peserta dan khalayak agar memberikan dukungan riil kepada para penulis dengan membeli buku karya para penulis. Sehingga, lanjutnya, keberlangsungan proses berkarya terus berjalan baik.(Pion Ratulolly)
Di ujung diskusi, Ansis Uba Ama menghimbau kepada para peserta dan khalayak agar memberikan dukungan riil kepada para penulis dengan membeli buku karya para penulis. Sehingga, lanjutnya, keberlangsungan proses berkarya terus berjalan baik.(Pion Ratulolly)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar