Karya
dan kreasi Anak Muda Flores Timur (Flotim) patut diapresiasi. Dalam
keterbatasan fasilitas, semangat untuk bergerak maju terus ditunjukan. Bicara
potensi menulis, sesunggunya Flores Timur gudangnya. Selain gen, alam Flotim yang indah, secara alamiah membentuk
anak – anak Flotim menjadi penulis. Demikian pernyataan Agustinus Payong Boli,
Wakil Bupati Flores Timur saat dikonfirmasi untuk hadir melaunching Buku
Antalogi Puisi “Tapak Tuah”, Sabtu (14/7/17)
Agus Boli menyampaikan apresiasi
kepada tiga pengajar muda Muhammad Soleh Kadir, Asy’ari Hidayah Hanafi dan
Benediktus Bereng Lanan, yang mampu menghasilkan karya dalam bentuk buku. “Banyak
yang berwacana namun sedikit yang memberi bukti. Untuk ketiga penulis, tentu
karya yang dihasilkan ini bermula dari wacana, melewati proses yang tidak
gampang dan kemudian hari ini bisa memanen karya dalam bentuk buku. Mungkin
menurut sebagian orang ini adalah hasil kecil, belum berarti untuk kemajuan
sebuah daerah, namun bagi kami, kalian telah mengarahkan pikiran –pikiran positif
pada media yang tepat, selain menunjukan profesionalisme sebagai guru yang
salah satu indikatornya bisa menulis.Profisiat dan teruslah berkarya.Kami
berharap, jejak kalian dapat diikuti oleh generasi berikutnya, termasuk orang
muda Flotim lainnya. Banyak ide dan gasagan orang muda Flotim dapat kita baca di media
sosial, baiklah kalau dibukukan, untuk
memberi manfaat lebih luas,’kata Agus Boli.
Buku Antalogi Puisi “Tapak Tuah”
akan dilaunching dan dibedah pada Selasa (17/10/17) padi di Aula MTs Negeri
Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Flotim. Pelaunching buku karya tiga
pengajar muda ini dilakukan oleh Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong
Boli.
Hadir sebagai pembedah, Silvester
Petara Hurit (Kritikus Seni Nasional), Bernadus Beda Keda (Kepala Dinas
Pendidikan, Kepemudaan dan Olaraga Flotim), Pater Hendrik Kerans (Pimpinan
Penerbit Nusa Indah Ende) dan Maksimus Masan Kian (Ketua Agupena Flotim).
Muhammad Soleh Kadir, salah satu
penulis Buku Antalogi Puisi “Tapak Tuah” mengatakan, acara launching dan bedah
sesungguhnya bukan sekedar kegiatan seremonial atau aksi tanpa hasil. Namun,
menurut Pion, sapaan Muhammad Soleh Kadir, acara ini adalah bagian dari upaya
membangun iklim ilmiah di Flotim. Yah..iklim literasu, dengan menjadikan
kegiatan membaca, menulis dan berdiskusi sebagai fondasinya,’kata Pion.
Lanjut Pion, kegiatan launching dan
bedah buku memiliki daya dorong yang kuat demi terbentuknya Flotim menjadi
Kabupaten Literasi. “Literasi ini memang mimpi besar kita. Sebab, Kabupaten
Literasi akan melahirkan orang- orang intelek yang berintegritas, cakap, dan
berkepribadian,’katanya. (Maksimus Masan
Kian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar