Leworahang,
Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur (Flotim) menjadi pusat
Kegiatan Pramuka Tingkat Kwarcab Flotim Tahun 2018. Kegiatan ini dihadiri oleh
utusan dari berbagai Gugus Depan (Gudep) se- Flotim.
Dari jadwal
yang dibagikan, banyak sekali kegiatannya. Salah satu kegiatan yang tak kalah
menarik yakni kegiatan literasi. Kegiatan ini dibawakan oleh Ketua Asosiasi
Guru Penulis Indonesia (Agupena) Cabang Flotim, Kak Maksimus Masan Kian. Hadir
sebagai peserta, pada kegiatan yang terlaksana Senin pagi (13/8/18) di Aula SDK
St. Antonius Padua Leworahang ini adalah para penegak dari masing – masing Gudep.
Kak Maksi
mengawali kegiatan ini dengan perkenalan. Antusiasnya dalam memperkenalkan diri,
membuat peserta antusias memperhatikan setiap pembicaraannya. Performance
narasumber ini, dapat ditebak, ia memiliki pengalaman hebat di jalan literasi.
Saya dan teman-teman sepertinya terhipnotis dengan gaya bicaranya.
Pada sesi
pemberian materi dan praktek tentang menulis, Kak Maksi melibatkan semua
peserta sehingga kegiatannya sangat seru. Tampak para peserta menulis, membacakan
argumen dan pendapatnya di depan.
Kak Maksi
mengawali materinya dengan sebuah pertanyaan,”Apakah menulis itu mudah....?.
Sekian banyak peserta, hanya satu orang peserta yang angkat tangan dan
menyatakan setuju, bahwa menulis itu mudah. Sementara yang lain, termasuk saya
masih dihantui kesulitan menulis sehingga tidak berani mengangkat tangan. Siswa
yang menyatakan menulis itu mudah, adalah seorang putri, berasal dari Gudep SMA
Demon Pagong. Baginya, menulis itu mudah karena ia sudah beberapa kali menulis
puisi dan cerpen dan mendapat ruang publikasi di Majalah Dinding (Mading) dan
Majalah Pendidikan. Baginya, kesulitan menulis bisa diatasi karena proses
latihan. Kak Maksi juga memberikan kesempatan kepada beberapa teman
menyampaikan kesulitan menulis. Terungkap beberapa alasan kesulitan menulis
karena kebiasaan menggunakan Bahasa daerah, malas membaca dan juga ruang kreasi
jarang ditemukan dalam menyalurkan bakat menulis.
Ada tiga
syarat menulis menurut Kak Maksi yaitu pertama
harus ada kemauan dari diri si penulis. Jika ia mau maka ia akan menulis. Kedua, mesti ada kemampuan sehingga
timbul adanya motivasi dari dalam diri untuk mau menulis. Ketiga, harus memiliki pengetahuan tentang banyak hal. Dan untuk
kemampuan yang ketiga ini, sangat didukung dengan kebiasaan membaca.
Bagi saya,
kegiatan ini sangat menyenangkan. Sebagai peserta, saya sangat termotivasi dan
bertekad untuk terus meningkatkan kemampuan saya dalam menulis. Saya menaru
harapan pada komponen terkait untuk selalu ada agenda kegiatan seperti ini pada
kegiatan Pramuka. (Yulius Charlos Gate
Onan/Gudep Seminari San Dominggo Hokeng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar