Senin, 13 Agustus 2018

Berliterasi di Bumi Perkemahan

Leworahang, Desa Ile Padung, Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur (Flotim) menjadi pusat Kegiatan Pramuka Tingkat Kwarcab Flotim Tahun 2018. Kegiatan ini dihadiri oleh utusan dari berbagai Gugus Depan (Gudep) se- Flotim.

Dari jadwal yang dibagikan, banyak sekali kegiatannya. Salah satu kegiatan yang tak kalah menarik yakni kegiatan literasi. Kegiatan ini dibawakan oleh Ketua Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Cabang Flotim, Kak Maksimus Masan Kian. Hadir sebagai peserta, pada kegiatan yang terlaksana Senin pagi (13/8/18) di Aula SDK St. Antonius Padua Leworahang ini adalah para penegak dari masing – masing Gudep.

Kak Maksi mengawali kegiatan ini dengan perkenalan. Antusiasnya dalam memperkenalkan diri, membuat peserta antusias memperhatikan setiap pembicaraannya. Performance narasumber ini, dapat ditebak, ia memiliki pengalaman hebat di jalan literasi. Saya dan teman-teman sepertinya terhipnotis dengan gaya bicaranya.

Pada sesi pemberian materi dan praktek tentang menulis, Kak Maksi melibatkan semua peserta sehingga kegiatannya sangat seru. Tampak para peserta menulis, membacakan argumen dan pendapatnya di depan.

Kak Maksi mengawali materinya dengan sebuah pertanyaan,”Apakah menulis itu mudah....?. Sekian banyak peserta, hanya satu orang peserta yang angkat tangan dan menyatakan setuju, bahwa menulis itu mudah. Sementara yang lain, termasuk saya masih dihantui kesulitan menulis sehingga tidak berani mengangkat tangan. Siswa yang menyatakan menulis itu mudah, adalah seorang putri, berasal dari Gudep SMA Demon Pagong. Baginya, menulis itu mudah karena ia sudah beberapa kali menulis puisi dan cerpen dan mendapat ruang publikasi di Majalah Dinding (Mading) dan Majalah Pendidikan. Baginya, kesulitan menulis bisa diatasi karena proses latihan. Kak Maksi juga memberikan kesempatan kepada beberapa teman menyampaikan kesulitan menulis. Terungkap beberapa alasan kesulitan menulis karena kebiasaan menggunakan Bahasa daerah, malas membaca dan juga ruang kreasi jarang ditemukan dalam menyalurkan bakat menulis.

Ada tiga syarat menulis menurut Kak Maksi yaitu pertama harus ada kemauan dari diri si penulis. Jika ia mau maka ia akan menulis. Kedua, mesti ada kemampuan sehingga timbul adanya motivasi dari dalam diri untuk mau menulis. Ketiga, harus memiliki pengetahuan tentang banyak hal. Dan untuk kemampuan yang ketiga ini, sangat didukung dengan kebiasaan membaca.

Bagi saya, kegiatan ini sangat menyenangkan. Sebagai peserta, saya sangat termotivasi dan bertekad untuk terus meningkatkan kemampuan saya dalam menulis. Saya menaru harapan pada komponen terkait untuk selalu ada agenda kegiatan seperti ini pada kegiatan Pramuka. (Yulius Charlos Gate Onan/Gudep Seminari San Dominggo Hokeng)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar