Senin (21/ 08/ 17) siang. Cuaca kota
Larantuka yang panas turut membakar semangat pengurus Asosiasi Guru Penulis
Indonesia (Agupena) Flores Timur (Flotim) menjawabi undangan Kepala Dinas PKO
Flotim, Bernadus Beda Keda. Datang dari berbagai pelosok tiga pulau, semua
menyatu dalam nuansa kekeluargaan. Bertemu, berdiskusi, berbagi kisah dan
cerita bersama.
Dalam pertemuan di ruang kepala
dinas PKO Flotim tersebut, Bernadus Beda Keda, Kepala Dinas PKO Flotim menyampaikan
arahan Bupati Flores Timur, Anton Hajon kepada Agupena Flotim dalam mengakarkan
gerakan literasi di lewotana. Agupena Flotim harus terus bergerak
mengkampanyekan budaya membaca sehingga bilamana waktunya tiba untuk
mendeklarasikan Flotim sebagai kabupaten literasi, kita sudah siap. Dengan
bahasa yang lebih tegas, Kadis berucap mendeklarasikan diri sebagai kabupaten
literasi bukanlah sebuah mimpi semalam. “Kita tidak tidur malam dan bermimpi lalu
esok bangun kita deklarasi,” demikian Kadis PKO menegaskan.
Selain arahan Bupati yang
disampaikan Kadis, bertalian dengan literasi, Sekdis PKO Flotim, Diston
Fernandes menambahkan bahwa tugas guru adalah menulis. Selain tugas pokok
sebagai pengajar, guru juga dituntut untuk harus menulis. Lha, mengapa harus
guru?
Sekarang ini kemampuan dan kemauan
menulis sangat rendah. Tidak banyak yang terlibat dalam aktivitas tulis
menulis. Pegawai kantor tidak banyak yang menulis. Masyarakat apalagi. Karena
itu satu-satunya harapan untuk menulis adalah pada guru. Kalau begitu apa yang
harus ditulis guru?
Menurut Sekdis, setidaknya ada tiga
hal yang harus ditulis guru. Pertama, menulis pengetahuan. Ini berkaitan dengan
tugas pokok guru sebagai pendidik dan pengajar. Menulis hal-hal yang berkaitan
dengan pendidikan, pembelajaran dan atau hasil penelitian (PTK). Tujuannya
untuk mengembangkan profesionalisme guru. Kedua, menulis cerita. Bisa berupa
cerita rakyat atau cerita-cerita lucu bernada humor. Sekedar mengocok perut
orang yang membaca. Disinilah tulisan mengambil peran sebagai sarana hiburan.
Ya, membuat orang tertawa dan terhibur.
Ketiga, menulis tentang pariwisata.
Ihwal hal ketiga ini adalah permintaan sekaligus tantangan dari Sekdis bagi
guru-guru Flotim. Untuk menjalankan misi menulis untuk memperkenalkan. Dengan
menulis objek wisata flotim berarti mempromosikan daerah ini. Banyak aset
wisata di Flotim yang kalau tidak dipromosikan (melalui tulisan) tidak akan
dikenal. Tetapi jika sudah dikenal, objek wisata tersebut akan menarik minat
orang datang berkunjung.(Geradus Kuma
Apeutung- Pengurus Agupena Flotim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar