Rabu, 30 Agustus 2017

“Pondok Ceruk” dengan Nuansa Asmara (Di Danau Waibelen Riangpuho)



Satu lagi fasilitas yang disiapkan di objek wisata Danau Waibelen yang menambah indahnya danau dengan warna hijau toska ini adalah “Pondok Ceruk”. Pondok dengan nuansa asmara, dibangun sejak pertengahan Juni 2017 oleh Kondradus Kosa Brinu. Terletak persis di bibir Danau Waibelen, Desa Waibao, Kecamatan Flores Timur (Flotim). 

            Kons sapaan Kondradus Brinu terinspirasi untuk membuat ‘Pondok Ceruk” setelah rumah pohon yang pertama dibangun, dan ramai dikunjungi oleh wisatawan. Pondok dengan ketinggian sekitar 10 meter dari dasar danau ini dibuat dengan menggunakan beberapa kayu hutan dan belahan bambu. Kuasnya lebih kurang lebih 35m. Didalamnya tersedia dua buah bale- bale yang digunakan untuk duduk beristirahat sambil memandang keindahan danau, berfoto dan selfi, termasuk dapat digunakan sebagai pengganti meja untuk menikmati makanan ringan atau santap siang bersama pasangan atau keluarga.
            Setiap wisatawan yang ingin sampai ke  “Pondok Ceruk” atau menuju ke danau dan melihat secara dekat, perlu menuruni jalan semenisasi lebih kurang 500 meter dengan sedikit jalan berbatu yang cukup curam sebelum menembus hutan kecil di tepi danau.Semilir angin yang membuai setiap wisatawan tak membuat mereka mengeluh lelah. 
                                 (Kondradus Kosa Brinu, Penggagas "Pondok Ceruk" Waibelen)

            Untuk akses ke dalam “Pondok Ceruk” wisatawan akan melewati jalan kayu yang terhubung dengan pondok. Kons Penggagas “Pondok Ceruk”  selalu setia menyambut, mengantar dan menemani setiap wisatawan yang memanfaatkan “Pondok Ceruk” untuk berekreasi. Pemuda Riangpuho, Desa Waibao yang tidak tamat SD ini, nampak bersahabat dengan siapa saja yang datang berwisata di Danau Waibelen. Ia berharap, bagi siapa saja yang datang di Danau Waibelen terkhusus lagi yang memanfaatkan “Pondok Ceruk” dapat meneruskan informasi kepada wisatawan yang lain untuk berkunjung ke Danau Waibelen. “Saya tidak meminta lebih dari setiap pengunjung yang datang. Tarif yang kami kenakan bagi pengunjung yang memanfaatkan “Pondok Ceruk”, hanya Rp.5000. Sementara bagi pengunjung yang meggunakan sampan untuk berkeliling di danau, kami juga memasang tarif Rp.5000. Namun, tarif ini tidak otomatis. Jika pengunjung tidak memiliki uang yang cukup sesuai tarif yang kami tetapkan, bisa menyumbang saja secara sukarela. Saya hanya minta tolong sebarkan informasi kepada siapa saja baik yang ada di Flores Timur maupun di luar Flores Timur untuk datang dan berekreasi di Danau Waibelen. Kita jadikan Danau Waibelen sebagai salah satu objek wisata di Flotim yang dapat dikenal secara nasional dan bahkan mendunia, “kata Kons.

            Kons Brinu setiap hari selalu berada di danau. Ia dibantu beberapa orang muda yang setiap pagi sebelum pengunjung datang, melakukan pembersihan di sekeliling danau.Membersihakan sampah, membersihkan sampan, dan juga melakukan penataan objek wisata lainnya yang perlu untuk kenyaman pengunjung yang datang di Danau Waibelen.
            Keuntungan yang diperoleh sehari dalam mengelolah “Pondok Ceruk” dan pemakaian jasa sampan berkisar antara Rp.50.000 sampai Rp.100.000. “ Keuntungan yang  kami peroleh dalam sehari berkisar antara Rp. 50.000 sampai Rp. 100.000. Hitungan ini diluar dari hari libur. Saat hari libur pengunjung biasa lebih banyak. Karena pengelolaan ini kami lakukan secara swadaya, sedikit keuntungan yang kami peroleh, menambah perekonomian keluarga dan sebagiannya untuk perawatan objek wisata, termasuk kedepannya, ada sumbangan untuk menambah pendapatan Desa Waibao,’kata Kons.


Dari dalam “Pondok Ceruk” kita dapat menyaksikan beragam jenis burung yang hinggap di permukaan air atau terbang hilir mudik menambah kenikmatan suasana keaslian Danau Waibelen. (Maksimus Masan Kian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar