Informasi terkait
pengenaan Busana Adat Lamaholot pada
apel setiap hari Senin, minggu pertama
dalam bulan ramai dibicarakan akhir pekan ini. Menurut keterangan dari beberapa
Aparatur Sipil Negara (ASN) di Flotim yang tidak mau menyebutkan namanya, mengatakan
berdasarakan surat himbaun dari Bupati Flores Timur, setiap hari Senin, minggu
pertama dalam bulan untuk ASN Struktural, saat apel mengenakan busana adat Lamaholot. Aturan ini mulai diberlakukan
Senin, 4 September 2017.
Di
kota Larantuka, hingga malam ini berdasarkan pantauan kabarflotim, beberapa ASN nampak sibuk meminjam nowin (sarung adat Lamaholot untuk laki-
laki) dan Kewatek (Sarung adat untuk
perempuan). Untuk busana laki – laki, nowin
akan dipadukan dengan baju kameja lengan panjang berwarna putih, sementara
untuk perempuan kewatek dipadukan
dengan baju kebaya. Kondisi ini mengambarkan, tidak semua ASN memiliki Nowin dan Kewatek.
Nowin
merupakan tenun ikat yang dalam hal pewarnaannya datar dan tidak mencolok.
Ragam hias Nowin berbentuk
garis-garis. aksessoris lain yang dapat dipadukan diantaranya; Kenobo (kain yang dililit dibagian
kepala), Kalabala (gelang gading).
Sementara bagi perempuan yang mengenakan kewatek, aksessorisnya lainnya dapat
berupa, Mahkota Bulan (Kiri Belaon)
yang terletak dibagian kening adalah simbol “Rera Wulan Tanah Ekan” sebagai penerang atau sumber cahaya. Sidok; yakni kalung yang terbuat dari
manik-manik batu berkoombinasi emas, lodang, gelang gading (kalla), anting-anting dan Cincin.
Terobosan
yang dilakukan Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hadjon bersama Wakil Bupati
Flores Timur, Agustinus Payong Boli, menghimbau atau mewajibkan setiap ASN pada
apel hari senin, minggu pertama dalam bulan menggunakan busana adat Lamaholot tentu memiliki dasar
pertimbangan. Tak bisa disangkal, saat ini busana, kain atau sarung adat kita
(baca: Lamaholot) banyak digemari dan
dikenakan oleh orang – orang dari luar Flores Timur. Presiden Republik
Indonesia, Joko Widodo, mantan pembawa acara Mata Najwa, Najwa Sihab, Menteri
Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, dan beberapa pejabat serta artis di tanah air
pernah dan hingga saat ini sering menggunakan pakian adat Lamaholot yang sudah dimodifikasi menjadi baju,kebaya dan atau rok pada
acara acara resmi kenegaraan.
Langkah
ini menyadarkan kita sebagai pemilik pakian adat Lamaholot yang begitu kaya untuk berefleksi dan bersama – sama bergerak
untuk mencintai adat budaya kita, mencintai pakian adat kita. Kita harus bangga
mengenakan pakian adat Lamaholot.
Pakian adat Lamaholot harus menjadi
kebanggan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang datang
berkunjung ke Flores Timur.
Jika
setiap warga sudah menyadari akan pentingnya mengenakan busana Lamaholot, bukan tidak mungkin, usaha –
usaha kreatif yang dibangun oleh ibu- ibu di Flores Timur dalam mengembangkan
usaha menenun busana Lamaholot bisa
berkembang dan dari sisi perekonomian dapat terdongkrak. (Maksimus Masan Kian)
Mohon izin,, pakai foto untuk cover novel, bisa bg?
BalasHapus