Disaat teknologi merangsek
masuk di dalam setiap sendi kehidupan keluarga. Dan ketika media digital seakan
menjadi sahabat setia disaat bangun dan tidur. Pergeseran nilai budaya dan
tradisi yang pupus bahkan kini menghilang dari kehidupan kita. Maka membiasakan
anak untuk akrab dengan buku. Mengenalkan generasi pada dunia baca tulis
merupakan suatu keharusan.
Kebiasaan membaca tentu akan mengantarkan pembaca pada sikap
kritis dan kreatif. Membaca menjadi fondasi utama dalam dunia pendidikan.
Dengan membaca seseorang akan merekamnya dalam memori otaknya. Kebiasaan
membaca yang terus menerus akan mengasah kemampuan seseorang dalam banyak hal.
Kebiasaan membaca memacu seseorang untuk mengenal hal-hal baru dalam hidupnya.
Yang menjadi masalah saat ini bukanlah minat baca yang rendah. Melainkan
ketersediaan bahan bacaan serta ruang bagi anak untuk membaca. Artinya sarana
prasaranalah yang menjadi hal utama dalam persoalan ini.
Tidak adanya kesadaran orang
tua untuk menyediakan bahan bacaan bagi anak dan keluarga. Bahkan kontrol
orangtua terhadap proses belajar anak sangat lemah. Terutama persoalan membaca
ulang materi pelajaran di rumah. Hal ini menjadi pemicu utama dan mundurnya
prestasi belajar anak.
Dan yang lebih memprihatinkan
lantaran kurangnya perhatian orang tua terhadap anak. Ketersediaan fasilitas
serta waktu dan kondisi tempat tinggal yang kondusif merupakan faktor-faktor yang
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Sebagian besar orang tua
acuh terhadap waktu belajar anak. Bahkan membiarkan anak memiliki waktu lebih
lama di depan TV.
Penulis merupakan seorang
pengajar sehingga melalui amatan yang kontinyu. Baik di sekolah dan di
lingkungan temapat tinggal, persoalan-persoalan yang telah penulis samapaikan
diatas merupakan faktor utama yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar
anak.
Dengan demikian, bagi penulis ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengatasi
persoalan tersebut yakni, mengefektivkan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
terutama mewajibkan siswa untuk membaca sebelum masuk kelas; mengenalkan buku
sejak dini kepada anak-anak; menyediakan fasilitas belajar anak berupa podok
baca; mendampingi anak dalam belajar terutama di rumah.(As’yari Hidayah Hanafi- Pengurus Agupena Flotim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar