Sejak pagi, tidak seperti pagi-
pagi sebelumnya, Selasa (4/7/17) duaribuan umat Islam dan Katolik se Kecamatan
Witihama sudah berkumpul di Namatukan. Namatukan
( tempat berkumpul atau berhimpunya semua kekuatan lewo;kampung). Namatukan tempat di Jantung Kecamatan
Witihama. Tempat ini biasanya, dimanfaatkan untuk berkumpul bersama,
bermusyawarah dan menggelar kegiatan umum lainnya.
Umat Islam lebih dulu memadati
pelataran Namatukan, persis disamping
Mesjid Besar At- Taqwa Witihama, Desa
Oringbele Kecamatan Witihama. Sementara tak jauh dari tempat ini, sekitar 50
meter umat Katolik sudah berkumpul di Pelataran Gereja Paroki Pembatu Abadi
Witihama. Gereja dan Mesjid di Witihama dibangun berdekatan. Oleh leluhur nenek
moyang di Witihama kala itu, menurut tutur yang turun temurun, dulu saat
pembangunan Mesjid, umat Katolik bergotong royong bersama umat islam untuk sama
– sama membangun. Sebaliknya saat umat Katolik membangun gereja, umat Islam
ramai – ramai bergotong royong dengan umat katolik untuk membangun gereja. Hingga
saat ini, gotong royong yang seperti ini tetap ada dan terus berlanjut.
Umat Katolik yang sudah berkumpul
di Pelataran Gereja, dibawah pimpinan Pastor Paroki, Romo Amatus Witak, PR,
Tokoh Agama Arnol Sabon bergerak
menuju ke Namatukan pusat silaturahmi
antara umat katolik dan islam. Di Namatukan,
sudah berjejer umat Islam yang siap menyambut Umat Katolik. Salam – salaman,
saling sapa, berpelukan antara sesama satu rahim beda agama ini. Rahim Lamaholot yang telah mengikat kuat tali persaudaraan
beratus- ratus tahun lamanya.
Diatas duaribuan umat yang sudah
berkumpul di Namatukan sebagian mengarahkan
perhatian ke pintu masuk Kecamatan Witihama menanti kehadiran Bupati Flores
Timur (Flotim) Antonius Gege Hadjon. Sebagian lainnya mengikuti acara – acara hiburan
rohani yang ditampilkan secara bergilir dari masing- masing desa Se- Witihama
termasuk di desa tetangga.
Bupati Flotim yang ditunggu
tiba bersama rombongan Anggota DPRD Flores Timur Sahar Libu Pati, Polikarpus
Blolo, Akhmad Muktar, Dandim Larantuka
Anggota DPRD NTT Anwar Hajral disambut dengan tarian perang (Hedung). Sebelumnya
diterima secara adat dengan menyuguhkan sirih pinang, meneguk tuak (minuman
khas Adonara), dan pengalungan selendang adat.
Tari Perang adalah sebuah
Tarian Adat Flores Timur khususnya di Pulau Adonara yang bermakna kemenangan.
Dari kata hedung (menang). Tarian
tradisonal ini dibawahkan oleh penari pria dan juga wanita. Menurut cerita,
dulu di Adonara sering terjadi perang antar suku dan kampung. Tarian ini
dibawhkan sebelum berangkat Perang untuk
keselamatan saat perang dan saat pulang dari medan perang. Penyambutan mereka
yang mengikuti perang sebagai pahlawan.
Dewasa ini, Tari Perang dibawahkan
untuk menyambut tamu terhormat. Bupati Flotim Anton Hadjon bersama rombongan
hari itu menjadi tamu terhormat. Khusus untuk Bupati Flotim Anton Hadjon, Tari
Perang yang dibawahkan oleh warga Witihama sebagai simbol penyambutan seorang
pahlawan yang baru memenangkan “perang” Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten
Flores Timur Periode 2017- 2022 bersama Wakil Bupati Agustinus Payong Boli.
Anton Hadjon pada kesempatan
itu, dihadapan Warga Witihama menyampaikan terima kasih atas dukungan warga
dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kemarin. “Terima kasih ini, tidak hanya
saya alamatkan kepada warga yang memilih kami, tetapi untuk semua warga.
Pilkada sudah usai, dan perbedaan itu sudah selesai. Momen hari ini sangat baik
untuk menyatukan kembali perbedaan – perbedaan yang ada menjelang Pilkada
kemarin. Saatnya kita membangun. Modal untuk bisa membangun adalah kerja sama
dan dukungan dari segenap warga sekalian. Tidak ada lagi “Bereun” yang ada adalah “Bereun
Senaren”,” tandas Anton Hadjon.(Maksi
Masan Kian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar