"Dari Witihama, sebarkan
misi toleransi antar umat beragama (Islam & Katolik) untuk Indonesia.
Witihama menjadi ikon toleransi di Adonara, Flores Timur - NTT. Flores itu
artinya bunga, dan diujung Flores Timur ada Adonara, Solor, Lembata dan
Larantuka yang terbingkai dalam ikatatan budaya Lamaholot. Tentang bunga di
sebuah taman, tak indah kalau hanya satu bunga. Taman itu indah kalau bunga mekar
beraneka warna. Demikian tentang keyakinan. Islam,
Katolik memberi warna sendiri dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat. Itu
sangat indah. Toleransi antar umat beragama yang saya lihat langsung hari ini
di Namatukan, Lewo Witihama Adonara sangat indah. Ikatan kebersamaan begitu
kuat walau berbeda agama. Demikian sepenggal isi hati yang keluar dari bibir
Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hadjon pada Acara Halal bi halal tingkat
Kecamatan Witihama, Selasa (4/7/17).
Namatukan hari itu jadi saksi
bertemunya ribuan umat (Islam & Katolik) se- kecamatan Witihama merayakan
acara kebersamaan mempererat tali silaturahmi. Momentum ini tidak untuk gagah
gagahan atau seremonial belaka, namun kebersamaan ini lahir dari penyatuan hati
saling menerima, saling menghargai yang berlangsung berpuluh puluh tahun
lamanya, sejak Lewo (kampung) ada yang diletahkan oleh para leluhur.
Muhammad Moctar, Anggota DPRD
Flotim pada kesempatan itu, mewakili umat Islam se- Kecamatan Witihama,
mengatakan tali persaudaraan antar islam dan katolik sudah ditanamkan oleh
leluhur dan diwarisakan turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Menurutnya
bukan lagi mempererat toleransi tapi, tuga kita adalah menyiram dan memupuk
toleransi antar umat beragama (Islam dan Katolik) di Lewo Witihama. "Pohon
toleransi sudah ditanam oleh leluhur kita, tugas kita adalah menyiram dan terus
memupuk agar dapat memetik buah kedamaian, kerukunan, saling menghargai dan
menerima satu dengan yang lainnya,"kata moctar.
Ketua Panitia Hari –Hari Besar
Islam (PHBI) Masjid Besar AT- Taqwa Witihama, Jamil Demon Sesa, mengatakan
bangga dengan kerukunan antar umat beragama yang telah, dan terus terpupuk
sebagai sebuah kekayaan yang tak ternilai harganya. “Kami sebagai penyelenggara
kegiatan ini merasakan bangga karena momentum seperti ini secara tidak langsung
terus memupuk kerukunan antar umat beragama. Bagi saya, kerukunan antar umat
beragama di Witihama adalah harta yang tidak ternilai harganya, karena hal ini
adalah warisan leluhur dari generasi ke generasi, kita patut menjaganya,”kata
Jamil
Kurang lebih dua ribuan umat
(Islam & Katolik) terlibat dalam acara kekeluargaa ini. Hadir pada
kesempatan itu, Bupati Flores Timur, Dandim Flotim, Anggota DPRD Flotim khusus
Dapil IV, Camat Witihama, Imam Mesjid se - Kecamatan Witihama, Pastor Paroki
Witihama, Kepala Desa se- Kecamatan Witihama, Kepala- kepala Sekolah se-
Kecamatan Witihama, Pengurus Agupena Flotim, dan perwakilan umat (Islam & Katolik)
se - Kecamatan Witihama (Maksi Masan
Kian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar