“Tolong
tertibkan Kapal Motor penyeberangan Larantuka menuju Tobilota, dan sebaliknya
dari Tobilota ke Larantuka. Alternatif penyeberangan ini sudah tidak
memperhatikan kenyamanan dan keselamatan penumpangnya. Dapat dibayangkan,
sekali jalan kapal sekecil ini memuat diatas sepuluh (10) sepeda motor. Bagian
belakang dan depan terisi penuh dengan sepeda motor, sementara kami, penumpang
(manusia) harus mencari tempat dan berdiri diantara selah- selah sepeda motor.
Sungguh tidak nyaman. Kenyamanan dan keselamatan seperti diabaikan. Demikian
komentar Marsel Koli, salah satu Penumpang Kapal Motor rute Tobilota –
Larantuka Sabtu pagi (15/7/17) di Pelabuhan Larantuka.
Menurut Marsel, ada banyak hal yang
mesti mendapat perhatian dalam hubungan dengan penyeberangan menggunakan kapal
motor. “ Misalnya, selain muatan di atas kapal, waktu tunggu sejak datang
hingga berangkat bisa sampai satu jam atau diatas dari itu. Ini sungguh tidak
memberi kenyamanan. Mengapa? Karena kita yang melalui jalur alternatif ini, pada
umumnya sedang dalam urusan yang membutuhkan waktu yang tidak lama. Dulu hanya 5-7
sepeda motor langsung jalan, sehingga waktu tunggu tidak terlalu lama. Jalur
ini menjadi jalur alternatif yang sering dilalui warga Adonara jika ada urusan
mendadak. Sekarang ini tidak lagi. Kita harus menunggu hingga satu jam bahkan
lebih, karena pemilik kapal menunggu penumpang yang memiliki kendaraan sepeda
motor hingga bagian kapal terisi penuh bagian depan dan belakang barulah motor
jalan, kesannya sangat buruk! Marsel berharap, semoga ada penertiban dan diberlakukan kembali
seperti dulu, yakni muatan 5-7 motor langsung jalan demi kenyamanan penumpang.
Jembatan Palang
Merah Bisa menjadi Solusi
Pendapat lain, datang dari salah satu penumpang yang
tidak mau namanya disebut. Ia mengatakan
jika penyeberangan laut tidak memberikan kenyamanan untuk penumpang
khusunya penyeberangan alternatif Larantuka – Tobilota dan Pante Palo
(Larantuka)- Tanah Merah (Adonara) maka, Jembatan Palang Merah bisa menjadi
solusinya. “Jika penyeberangan laut tidak lagi memberi kenyamanan, khususnya
bagi warga Adonara yang selalu menggunakan penyeberangan laut, jembatan Palang
Merah yang selama ini digadang- gadang, bisa menjadi solusi untuk memberi
kenyamanan dan keselamatan dalam penyeberangan,’katanya.
Sambil menunggu penertiban oleh
pihak terkait untuk kurun waktu jangka pendek dan pembuatan jembatan palang merah
dalam kurun waktu jangka panjang, sebagai penumpang memang harus waspada setiap
kali melakukan penyeberangan. Bapa Ibu warga Flores Timur yang pernah melakukan
penyeberangan menggunakan kapal motor Larantuka – Tobilota dan sebaliknya
maupun di Pante Palo- Tanah Merah tentu tahu, apa jaminan keselamatan saat
menumpang berada dalam kapal itu. (Kbf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar